Lihat ke Halaman Asli

Teka Teki cawapres Jokowi: Hayooo! Siapa Saja Pernah Mampir ke Markas Nasdem?

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hot news! Jokowi akhirnya sudah menentukan nama cawapresnya!

Berita yang tersebar Jumat 2 Mei lalu cukup mendebarkan semua khalayak, baik pendukung Jokowi maupun pihak oposisi. Pasalnya penentuan cawapres ini sudah ditunggu-tunggu masyarakat, dari mulai 5 calon, mengerucut menjadi 3, 2, dan akhirnya 1 pada Jumat lalu.

Formula bakal cawapres 5,3,2,1 versi Jokowi ini menurut saya menarik. PDI-P sebagai partai yang mengusung capres ini sangat piawai memainkan strategi.

Simak saja penuturan Willy Aditya, wakil sekjen Nasdem, partai yang berkoalisi dengan PDIP ini, yang juga masih melemparkan sebuah teka-teki meski katanya nama cawapres itu sudah final. Willy Jumat lalu mengatakan kalau cawapres Jokowi itu ialah “Mereka yang pernah menyambangi markas Nasdem.”

Pernyataan Willy ini menggelitik, bukan hanya karena beberapa saat sebelumnya, beredar kabar kalau Jusuf Kalla dan Mahfud MD menyambangi Surya Paloh di kantor DPP Nasdem itu. Isu yang kini merebak di masyarakat ialah, nama cawapres yang sudah di kantong Jokowi itu ialah salah satu dari ke-2 tokoh tersebut.

Teka-teki ini cukup menarik, apalagi jika kita teliti lagi pernyataan Willy, dia tidak menyebutkan kapan tokoh tersebut berkunjung ke Nasdem. Bisa dalam 3 bulan ini, atau mungkin setahun lalu. Pokoknya, pernah menyambangi kantor Nasdem.

Kalaubegitu, untuk menjawab teka-teki ini, sepertinya kita perlu menarik absensi, siapa saja yang pernah mengisi buku tamu markas Nasdem, misalkan, setahun ke belakang? Jangan-jangan bukan hanya JK dan Mahfud MD yang pernah kesana? Itu kan yang tertangkap oleh media massa, kalau yang lolos dari radar wartawan bagaimana?

Menurut saya, partai PDI-P termasuk cerdik memainkan strategi politiknya. Sejak awal, selepas Pileg 9 April kemarin, Jokowi sudah melesat merangkul Nasdem dan juga PKB untuk berkoalisi (meski PKB masih malu-malu untuk meresmikan “jadian” koalisinya dengan PDI-P).

Dalam penentuan cawapres ini pun, saya rasa mereka punya taktik yang jitu. Ingat formula 5,3,2,1 di atas? Alih-alih langsung menyebutkan siapa sih nama cawapresnya, mereka menggelitik masyarakat untuk menebak-nebak sendiri. Karenanya, saya tidak heran jika ternyata cawapres Jokowi sampai saat ini pun masih belum ditetapkan.

Ada 3 skenario yang menurut saya bisa saja terjadi dari pernyataan Jokowi Jumat lalu:

1.PDI-P benar sudah menentukan cawapres bagi Jokowi, danpemenangnya adalah JK atau Mahfud MD, seperti yang santer beredar di media massa.

2.PDI-P benar sudah menentukan cawapres, tapi bukan JK atau Mahfud. Pokoknya, yang pernah menyambangi markas Nasdem.

3.PDI-P dan Jokowi masih belum memutuskan cawapres pendampingnya, dikarenakan masih menunggu sesuatu. Ini berarti, pernyataan kalau “Jokowi sudah mengantongi nama cawapresnya “itu sengaja dilontarkan untuk menggebrak tokoh atau partai lain memutuskan sesuatu yang akan mempengaruhi keputusan cawapres Jokowi.

Kenapa ini bisa terjadi?

Kalau dipikir, apabila cawapres yang diambil Jokowi itu Jk atau Mahfud, kenapa mereka harus menunda pengumuman itu sampai 9 Mei? Mengingat keduanya kan tokoh yang didukung PKB, sementara PKB sendiri sudah hampir pasti berkoalisi dengan PDI-P.Hal ini agak membingungkan.

Tapi, apapun langkah yang diambil oleh PDI-P, itu pasti yang terbaik buat mereka, cuma tanggapan penonton saja yang bakal beda. Jika nantinya JK atau mahfud yang terpilih menjadi cawapres Jokowi, penonton akan berkata,” Ya, memang sudah bisa diduga dari awal!”

Kalau ternyata bukan keduanya, penonton akan menutup mulut dan ternganga, “Nggak nyangka deh, beneran!”

Jika menilik pernyataan Jokowi bebrapa waktu lalu, kalau dia ingin buat kejutan untuk masyarakat. “Tahu-tahu kamu kaget saja…” itu ucapan Jokowi April lalu. Ini menisyaratkan kalau bakal cawapres yang akan dipilhnya adalah seseorang yang akan membuat kita-kita terkejut, dan tidak menyangka, tapi tetap dengan syarat: pernah menyambangi markas Nasdem.

Well, apapun yang akan terjadi 9 Mei nanti, masih ada kesempatan buat para kandidat cawapres untuk bertarung menjadi ‘mempelai’ Jokowi, sedang kita-kita sebagai penonton akan legowo, meskitetap menantikan “surprised’ yang pernah dijanjikan PDI-P itu.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline