Lihat ke Halaman Asli

Terperangkap Asap

Diperbarui: 26 Oktober 2015   15:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi terperangkap asap
nanar kotaku menerjemahkan waktu
lantaran trotoar karib menyelimuti
para pejalan melahap debu-debu
sementara matahari jingga memutih
tersangkut reranting ranggas mahoni
kemudian menusuk etalase-etalase
sepanjang aspal jalanan
teriak stokar menjajakan perjalanan
menjadi kering kerontang
mengumbar udara ditenggorokan

Asap kian pekat tersekat
angin berlompatan sesak memburu syahwat
melumer di jendela-jendela rumah kita
lalu isak menyesak setiap saat
di antara gelegar Enter Sandman
Hetfield bergumul pekat kopi berorama asap
aku gagap mengemasnya
menjadi rajutan mimpi-mimpi pelangi
dan hari-hari sudah juga mati

2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline