Lihat ke Halaman Asli

Resilience in Nature: Adapting to Environmental and Economic Change

Diperbarui: 27 September 2024   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Moderator: Muhammad Haikal

Narasumber: Ady Saiman, Relawan Komunitas Peduli Ciliwung

21 September 2024, IPB University

            Problematika lingkungan merujuk kepada masalah global yang kompleks dan tidak kunjung usai, umumnya problematika ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sampah, limbah, pencemaran, deforestasi, dan perubahan iklim. Nyatanya meski banyak upaya yang sudah diusahakan untuk mengatasi problematika lingkungan ini penyelesiannya tidak pernah tuntas. Kurangnya kesadaran dan komitmen bersama membuat problematika lingkungan sulit diatasi dan dampaknya terus dirasakan oleh seluruh makhluk hidup di bumi.

            Ady Saiman selaku relawan dari Komunitas Peduli Ciliwung menyatakan setidaknya ada empat aspek ekologis yang terganggu, di antaranya air (sungai dan laut), udara, hutan, dan bumi secara keseluruhan. Air, baik di sungai maupun laut, semakin tercemar akibat limbah industri, limbah medis, rumah tangga, dan sampah plastik yang mengancam kehidupan ekosistem air serta kesehatan manusia. Udara pun turut tercemar oleh polusi kendaraan dan aktivitas industri. Hutan, yang berfungsi sebagai paru-paru dunia, terus mengalami deforestasi akibat penebangan liar dan ekspansi pertanian, mengurangi keanekaragaman hayati serta mempercepat perubahan iklim. Semua ini mempengaruhi bumi secara keseluruhan.

            Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai terpenting di tatar Pasundan, sebagian besar aliran Sungai Ciliwung mengalir di Jawa Barat. Sungai ini memiliki peran dalam kehidupan masyarakat di sekitar sungai (sumber air bagi pertanian dan kebutuhan sehari-hari). Keberlanjutan sungai ini sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dan ekonomi masyarakat. Namun tantangan sampah yang terus bermunculan membuat kualitas lingkungan di Sungai Ciliwung menurun. Penting bagi kita untuk menjaga dan melestarikan Sungai Ciliwung dan lingkungan sekitarnya. Kita hanya memiliki satu bumi, dan menjaga keberlanjutannya adalah tanggung jawab bersama untuk generasi saat ini dan mendatang.

            Kerusakan lingkungan tidak hanya terjadi pada sungai, tetapi juga pada hutan, yang menjadi semakin parah akibat berbagai faktor seperti kebakaran hutan, pertambangan, dan alih fungsi lahan. Kebakaran hutan, baik yang terjadi secara alami maupun akibat aktivitas manusia seperti pembukaan lahan dengan cara membakar, telah mengakibatkan hilangnya keanekaragaman hayati dan melepaskan emisi karbon yang besar ke atmosfer, mempercepat perubahan iklim. Pertambangan, khususnya yang dilakukan secara ilegal, merusak ekosistem hutan, mencemari air dan tanah, serta menghancurkan habitat alami berbagai spesies. Selain itu, alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian, perkebunan, atau permukiman mengakibatkan deforestasi besar-besaran, mengurangi kemampuan hutan untuk menyerap karbon, serta memperparah bencana alam seperti banjir dan longsor. Semua faktor ini menyebabkan kerusakan hutan yang signifikan, dan jika tidak segera diatasi, akan berdampak jangka panjang bagi ekosistem global dan kehidupan manusia.

            Oleh karena itu, kita harus melakukan hal-hal yang sedernaha namun berpengaruh luar biasa untuk lingkungan dan bumi kita, diantaranya:

1. Pikirkan alih energi

2. Kurangi polusi

3. Jaga hutan

4. Hemat energi

5. Tata kelola sampah

6. Penanaman pohon




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline