Hutan Amazon yang dikenal sebagai "Paru-paru Dunia" beberapa tahun belakangan ini sedang di masa-masa kritisnya.
Tidak sampai 1 tahun, hutan Amazon telah kehilangan 13.235 kilometer persegi hutan hujannya. Dengan luas kurang lebih seluas provinsi Sulawesi Utara, ini adalah deforestasi terbesar sejak 15 tahun yang lalu.
Data yang mencengangkan ini dikeluarkan oleh Brazil's National Space Research Insitute (INPE) dua hari yang lalu, 18 November 2021.
Sama seperti Indonesia, deforestasi menjadi salah satu masalah lingkungan yang berhubungan langsung dengan kebijakan politik pemerintah di Brasil. Ketika laju deforestasi Indonesia terus menurun, laju di Brasil naik 22 persen melaju kencang bagaikan atlet yang menggunakan doping.
Beberapa penyebab utama meningkatnya deforestasi antara lain: pengunaan lahan untuk peternakan sapi, produksi kacang kedelai yang kerap menggunakan teknik tebas-bakar, penebangan ilegal, pertambangan bijih logam, batu bara, dan batu permata, dan juga dikarenakan pandemi Covid-19 yang menyebabkan aktivitas ilegal tidak terkendali.
Bolsonaro si Gergaji Mesin
Ialah Presien Brasil Jail Bolsonaro yang diminta bertanggung jawab atas meningkatnya deforestasi hutan Amazon. Sejak dipilih menjadi Presiden pada Januari 2019, Brasil mengalami peningkatan luas deforestasi yang tidak pernah terjadi setelah tahun 2006.
Padahal, jauh sebelum Bolsonaro menjabat beberapa pihak khususnya aktivis lingkungan sudah menyatakan kekhawatiran yang mendalam dengan kemungkinan kebijakan yang ia ambil.
Ia dikenal sebagai pendukung kuat agribisnis dan lebih mengutamakan keuntungan ekonomi daripada pelestarian hutan Amazon.
Selain itu, ia juga dikenal sebagai politikus yang kerap melayangkan narasi yang seksis, misoginis, dan rasis. Salah satunya adalah pada tahun 2003 dimana Bolsonaro menyatakan "Aku tidak akan pernah memperkosamu karena kamu sangat jelek" kepada anggota kongres Brasil Maria do Rosário.