Aku, hanya mampu menjadi bumi
Sedang kau, sebuah matahari
Kau mampu menghangatkan, meski tidak peduli
Aku mencari perhatianmu, dari segala sisi
Siang akan menjadi kebahagiaan
Sebaliknya, aku membenci malam
Kau mempengaruhi semuanya disini, didiriku
Tapi aku tidak mampu mempengaruhimu
Kau tersenyum setiap pagi, aku mengintipmu
Tapi senyum itu bukan cuma untukku,
Seluruh alam menikmatimu
Kau mampu menumbuhkan semua unsur disini,
Perasaan, aliran darahku, mataku
Kau membuatnya hidup
Setiap hari
Tapi kau juga sanggup memadamkanku,
Ada saat kau begitu angkuh mencoba mendekatiku
Rahasia gerhanamu, mampu menghentikan detak jantungku
Aku benar-benar kehilanganmu
Ah, apalah aku ini
Aku tidak bisa memberimu apa-apa seperti yang kau lakukan
Kau juga akan tetap berdiri tegak meski aku tak ada
Atau, apakah kau tau aku ada?
Aku hanya si penikmat senyummu,
Yang tak mampu menggapaimu.
Terimakasih sudah menghidupiku,
Menghidupkan hati ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H