Lihat ke Halaman Asli

Menonton Jathilan Kesenian Paling Indah Sedunia di Magelang

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1349510003268353171

Nonton Jathilan Kesenian Paling Indah di Dunia

Oleh Bude Binda Kuda lumping atau jathilan bagiku kesenian rakyat yang indah, dinamis, merakyat. Musiknya yang ritmis bertalu-talu membuat meriah suasana. Kadang musik yang monoton itu lama-lama membuat trance/kesurupan penarinya. Maklum gerak tari dan musiknya kan diulang-ulang hingga jika dihayati bisa menyebabkan lupa diri. Nah jathilan yang menurut Pak Bibit Waluyo kesenian paling jelek di dunia, dia ucapkan di Magelang itu ternyata dapat kusaksikan di Taman Kyai Langgeng. Saat itu Minggu 16 September 2012. Saya ke Taman Kyai Langgeng dengan si kembar ponakanku lewat pintu belakang hingga tak perlu beli tiket. Maklum rumah kontrakan adikku ada di Cacaban, arah belakang dari Taman ini, hingga penduduknya mendapat akses gratis jika akan masuk ke Taman Wisata. Saat saya berkunjung ke Cacaban, musik dari jathilan terdengar meriah bagai memanggil-manggil untuk datang ke tempat pertunjukkan. Saya ajak kedua ponakan untuk ke Taman Kyai Langgeng. Kami berjalan lewat jalan setapak di kebun jati. Jalannya menurun dan berdebu. Usai  jalan menurun, melewati jembatan kayu yang melintang di sungai kecil sampailah kami di Taman Kyai Langgeng. Jalan menanjak menanti kami. Untung  Mamas dan Dedek tetap semangat menapaki tangga-tangga yang lumayan curam. Akhirnya sampailah kami di taman yang rumputnya hijau, teduh dengan pepohonan, ada pula kolam dan banyak penjual makanan yang menjajakan dagangannya. Karena hari Minggu pengunjung lumayan banyak. Di lapangan rumput tampaklah kelompok jathilan sedang mempertunjukkan tarian. Di tengah ada beberapa penari dengan kuda kepangnya. Di pinggir ada beberapa anak-anak usia SMP yang menari luwes tanpa kuda kepang. Ada juga dua barongan yang menandak-nandak menakut-nakuti penonton.

Musik dan sinden terus mendendangkan lagu-lagu Jawa seperti Ilir-ilir. Syairnya: Ilir-ilir ilir-ilir tandure wis sumilir tak ijo royo-royo tak sengguh penganten anyar cah angon cah angon penekna blimbing kuwe lunyu-lunyu penekna kanggo masuh dodotira dodotira dodotira kumitir bedah ing pinggir doma ana jumlatana  kanggo saba mengko sore mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane da suraka surak hiya

1349514279194140826

Saya sangat takjub dengan penampilan mereka, musik yang bersemangat, penari yang tak kenal lelah di bawah panasnya terik matahari dan keringat yang bercucuran mereka tak berhenti menari dengan gerakan-gerakan ritmis dan artistik. Busana mereka juga menarik. Dihiasi kaca mata hitam yang menempel di wajah membuat para penari tampak gagah. Jadi jathilan bagiku kesenian paling indah di dunia. BUDE BINDA Kamis, 4 Oktober 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline