Lihat ke Halaman Asli

Heboh Pop Korea, Mengapa Pop Indonesia (Belum) Mendunia?

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Oleh Bude Binda

Heboh KPop (Korea)   melanda dunia. Tak terkecuali Indonesia. Banyaknya boysband Korea yang ngetop seperti Super Junior mengilhami untuk membentuk kumpulan penyanyi remaja laki-laki  mau pun perempuan. Maka muncullah Chery Belle, Seven Icon, Sm*sh dan lain-lain. Sayang mereka pengekor gaya Korea. Hingga dari cara  nyanyi, koreografi, hingga berdandan nyontek habis!

Kalau Korea bisa mengekspor penyanyi pop, filmnya ke seluruh dunia, mengapa Indonesia tidak (belum)? Bahkan dampak dari  populernya lagu dan film Korea juga menggenjot pariwisata dan dagangan kosmetik Korea. Tempat wisata apa lagi yang ada kaitan dengan penyanyi dan film Korea laku keras. Demikian juga kosmetik made in Korea seperti yang dipakai pesohornya ikut laris manis.

Mengapa kita hanya ikut-ikutan dan jadi konsumen seni pop Korea dan bukan ikut mengekspor seni pop kita?

Indonesia punya potensi seni pop yang tak kalah dari Korea. Selain Anggun C. Sasmi yang memang sudah mendunia, kita juga punya Agnes Monica dan Cinta Laura. Walau dua yang belakangan ini menurut saya kurang ciri Indonesianya. Bandingkan dengan Anggun, walau hidup di luar negeri bahkan jadi warga negara Perancis Anggun tetap membiarkan rambutnya hitam panjang tergerai, kulitnya sawo matang. Jika pulang ke Indonesia dengarlah ucapannya yang sama sekali tak  keluar kata-kata bahasa Inggris  mau pun Perancis. Malah Jawa medoknya yang sering muncul. Artinya justru kalau ingin go internasional pertahankan jati diri Indonesianya baik fisik mau pun mental (sikap dan peri laku).

Lihatlah film yang bisa sukses di festival internasional dulu Opera Jawa Garin Nugroho yang sangat Indonesia, atau sekarang Lovely Man, walau judulnya internasional namun cita rasa lokal dan itu yang disukai orang di luar sana.

Kesenian seperti gamelan yang mengusung musik tradisional atau angklung juga disukai di manca negara. Walau ada juga musik modern kita yang  populer di luar seperti Gugun  Blues Shelter.

Belakangan film yang pertama mendapat piala Citra "Lewat Jam Malam", setelah direstorasi juga berjaya di Festival Film Cannes.

Menurut saya kesenian kita bisa mengguncang dunia jika kita mau bersungguh-sungguh dalam mengelolanya. Profesional, dikemas dengan menarik, tetap berciri khas/jati diri bangsa kita. Andai lagu/penyanyi dan film kita bisa mendunia minimal di Asia maka rentetannya pariwisata akan meningkat, produk Indonesia akan diburu dan gilirannya kesejahteraan rakyat akan meningkat pesat.

Bukankah lebih manusiawi kita mengekspor seni bukan TKI? Bukankah harkat dan martabat bangsa ini akan lebih dihargai di dunia internasional melalui  seni yang konon adi luhung? Seni diplomasi yang ampuh dalam pergaulan internasional. Semoga apa yang kita cita-citakan tercapai.

Salam.

BUDE BINDA

Banjarnegara, Selasa 5 Juni 2012




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline