Lihat ke Halaman Asli

Polisi yang Baik Hati

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh Bude Binda

Selain polisi yang tidak baik, begitu banyak contohnya masih adakah polisi yang baik? Ada sebenarnya. Saya kenal beberapa walau ada yang tahu namanya ada yang tidak.

Polisi baik hati yang kukenal dengan baik namanya   AKBP Diah Nugrahjati. Saya memanggilnya Mbak Tatik. Mbak Tatik  kakak temanku temanku Eni dan Yoyok. Ku mengenalnya sejak dia masih kuliah di STKS (Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial) Bandung saat saya berteman dengan Eni dan Yoyok di SMA. Selulus STKS Mbak Tatik  mendaftar kepolisian yang berasal dari sarjana. Karirnya terus meningkat hingga sekarang pangkatnya sudah AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi) dan ditugaskan di Satuan Narkotika Polda Jawa Tengah bahkan konon Mbak Tatik ini kepalanya.  Saya pernah mengadakan acara penyuluhan narkoba di sekolah dan kutelpon mbak Tatik untuk menjadi nara sumbernya. Dia bersedia namun tak datang sendiri, menugaskan tiga anak buahnya. Nah baik hati kan  Mbak Tatik?

Polisi yang baik hati juga adalah polisi yang dulu bertugas di sektor Sigaluh. Karena kalau saya pulang kemalaman tak berani pulang sendiri mereka mau mengantarku pulang. Antara lain almarhum Om Peno. Sayang Om peno sudah meninggal dan saya tahunya terlambat jadi tidak takziah. Om Peno mengantar pulang dengan jalan kaki dari sektor hingga sampai ke rumahku. Bahkan dia mau mengobrol dengan Bapak dan disuguhi minum oleh emak. Waktu itu saya pulang dari Semarang untuk mendaftar di APDN (Akademi Pemerintahan Dalam Negeri). Pulangnya naik bus, sampai depan sektor sudah  malam sekitar pukul 20.00. Diantar dengan berjalan kaki sambil membawa senter karena saat itu masih jarang ada sepeda motor. Dari sektor sampai rumah sekitar 500 meter, melewati kebun  yang gelap.

Pernah juga saya pulang piknik dari Yogya, sengaja minta turun di sektor dan sampai ke rumah diantar Pak polisi dengan diboncengkan sepeda motor. Pak polisinya malah sampai  sekarang tak tahu namanya.

Saat saya jatuh dari sepeda motor, setelah bisa berdiri walau tangan kiri saya sakit, sementara yang di depan yang mengemudikan sepeda motor kakinya yang lecet-lecet Alhamdulillah ada mobil patroli polisi lewat. Saya pun minta ikut. Mereka serombongan pak polisi itu mengantarku sampai depan rumah. Bahkan ada yang membawakan tas laptopku sampai ke atas meja ruang tamu.  Waktu saya sempat tanya nama pak polisinya    kalau tidak salah nama komandannya Pak Yuli, terima kasih Pak Yuli. Sebenarnya mereka mau mengantar ke rumah sakit, namun aku tak mau. Lebih baik ke RSnya dengan suami saja.

Polisi yang baik lainnya adalah pak polisi yang bertugas mengatur lalu lintas di pagi hari di pertigaan yang saya tiap hari  menyeberangi menuju ke sekolah tempat saya mengajar.  Mereka berganti-ganti, merekalah yang memudahkan aku saat menyeberang di pertigaan yang ramai ini. Ada Pak Eko, Pak Suryono dan Mas  yang tak tahu namanya yang sekarang bertugas di sana. Aku selalu memberinya senyum manis dan ucapan terima kasih.

BUDE BINDA

Banjarnegara, Senin 16 Januari 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline