Lihat ke Halaman Asli

Saat Bunga Bangkai Mekar

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak saya pulang dari Puwakerta berlebaran Kamis 1 September saya mencium bau bangkai tikus di ruang makan. Namun lama-lama bau itu hilang, mungkin karena hidungku terbiasa.

Sejak kemarin paman sibuk mengendus-endus bau itu lagi. Saya pun terpengaruh dan ikut-ikutan bilang "Wah ini memang beneran bau tikus". Di ruang tengah yang ada televisinya, di ruang makan, malah pas saya mau minum, di meja makan baunya sangat kuat menyengat....

Karena tak tahan dengan teror bau tikus, paman mencari tangga untuk mencari bangkai tikus yang mungkin nyangkut di genteng.

Tak lama kemudian terdengar teriakannya "Di dekat antena!...cepat!", suamiku tergopoh-gopoh ke belakang rumah.

Paman masuk rumah. "Ketemu tikusnya?". "Ternyata bunga bangkai".  "Mana bunganya, aku mau lihat?" "Sudah kubuang ke kolam".  "Sudah nggak bau kan? Masih sedikit nggak apa-apa nanti lama-lama hilang".

Aku jadi ingat saat sedang booming bunga atau tanaman hias. Saat itu orang sibuk cari atau membeli gelombang cinta, Hukeri, aglonema, sansivera dan lain-lain. Tak ketinggalan tanaman keladi warna ungu pun ikut naik daun. Dijual laku, dan orang berbondong ke kebun atau ladang cari talas berdaun ungu, untuk ditanam sendiri atau dijual. Pamanku juga menanam keladi ungu ini. Nah bunga bangkai atau iles-iles atau suweg pun tak luput dari pencarian untuk ditanam di samping rumah.

Bunga eksotis ini memang indah saat mekar, namun baunya sesuai namanya....bau bangkai! Saat mekar kami malah bingung, sibuk cari bangkai tikus, padahal ternyata bunga bangkai yang dulu ditanam sukses mekar, sekaligus sukses bikin kami terteror bau bangkai....

Walhasil saya tak bisa menampilkan foto bunganya, sudah kepalang dibuang ke kolam belakang rumah.

BUDE BINDA

Selasa, 6 September 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline