Lihat ke Halaman Asli

Harapan untuk Pemimpin Baru Banjarnegara

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pilkada Bupati Banjarnegara telah terlaksana Minggu 24 Juli 2011 lalu. Terlepas dari kekurangan di sana-sini, pemilihan berjalan lancar tanpa kendala berarti. Hasil pemilihan telah ditetapkan KPU dengan peraih suara tertinggi pasangan Sutejo Slamet Utomo dan Hadi Supeno. Besar suara 39%.

Rakyat Banjarnegara punya harapan yang tinggi terhadap pasangan bupati dan wakil bupati periode 2011-2016. Banjarnegara yang baru terentas dari kabupaten miskin di Jawa Tengah, punya segudang potensi. Tinggal mau dan mampukan pemimpin baru ini menggali potensi menjadi kekuatan riil daerah Banjarnegara sehingga meningkatkan kesejahteraan rakyat Banjarnegara.

Barangkali usul pertama untuk langkah seorang pemimpin baru merangkul semua calon. Tiga pasangan calon lain pun  pemimpin di bidangnya masing-masing. Mereka juga potensial untuk diajak bekerja sama membangun Banjarnegara.Lupakan persaingan dan "permusuhan" saat berkompetisi untuk menuju R1D dan R2D (nomor mobil dinas bupati dan wakil Banjarnegara). Kini semua adalah mitra untuk bersama-sama membangun Banjarnegara.

Tidak lupa pula merangkul bupati dan wakil bupati periode 2006-2011 Bapak Jasri dan Bapak Suharjo. Mereka punya program yang perlu dilanjutkan atau yang bahkan belum terealisasi, sehingga terjadi kesinambungan.

Potensi Banjarnegara antara lain di bidang pertanian. Sentra salak di Madukara, Sigaluh, Pagentan. Sentra durian di Sigaluh, sentra pisang dan kelapa di beberapa kecamatan. Juga sentra industri gula kelapa di Susukan dan Rakit. Perikanan air tawar di Purwanegara, Mandiraja. Dan komoditas lain yang masih bisa dikembangkan.

Barangkali tugas pemerintah memfasilitasi dan memudahkan petani dalam meningkatkan dan memasarkan ahsil pertaniannya dengan mengaktifkan dan mengoptimalkan Petugas Pertanian Lapanngan (PPL). Memudahkan petani saat membutuhkan pupuk bersubsidi, membimbing petani khususnya salak pondoh yang ingin disertifikasi salaknya sehingga dapat dieksport seperti yang sudah dilaksanankan petani di Gunung Giana Madukara.

Potensi wisata, membangun infrastruktur jalan  yang mulus untuk menuju tempat wisata. Dieng Kulon/Batur yang telah mendunia perlu ditingkatkan wisatawan domestik maupun asing sehingga memberi kontribusi PAD. Demikian juga akses dari arah Banjarnegara (Karangkobar, Pejawaran, Batur) jalan dibuat lebih nyaman sehingga turis tidak selalu lewat Wonosobo, sehingga hotel dan rumah makan di Banjarnegara ikut mendapat pemasukan.

Tempat wisata juga diperhatikan kebersihannya dan fasilitasnya. Konon turis membutuhkan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) di Batur/Dieng.

Perhatikan pula tempat wisata lain yang potensial menjadi tempat kunjungan yang menarik. Taman Rekreasi Seruling Mas, Curug Pitu di Kemiri Sigaluh, Wisata Batik di Gumelem Susukan, Wisata Keramik di Klampok, dan tempat-tempat lain.

Makanan khas Banjarnegara memilik dawet ayu yang bahkan menjadi ikon minuman Banjarnegara yang telah menasional. Ada pula buntil, manisan Carica, keripik kentang, soto Krandegan (soto bersantan), keripik salak, combro kering, dan lain-lain. Wisatawan   yang datang ke  Banjarnegara dapat berwisata kuliner dengan rumah makan yang bertabur di sepanjang jalan raya dari Tunggoro dibatas dengan kabupaten Wonososbo memanjang hingga Klampok berbatasan dengan kabupaten Purbalingga. Hanya sayang belum ada rumah makan khusus yang menyediakan makanan dan minuman khas Banjarnegara (buntil, soto, dawet ayu) yang buka hingga malam hari, sehingga wisatawan yang datang malam pun bisa menikmati dawet ayu di malam hari. Potensi yang belum digarap.

Di bidang pendidikan Banjarnegara telah memiliki Poli Teknik di Kenteng. Pendidikan dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK  yang menyebar ke hampir semua kecamatan. Tinggal bagaimana supaya guru penyebarannya merata, dan peningkatan mutu hingga senjang antara sekolah di kota dengan sekolah di desa/pinggiran tidak terlalu jauh. Perlu dilakukan langkah-langkah strategis hingga siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan dasar (SD-SMP) bisa lebih tinggi lagi partisipasinya atau bahkan 100%. Mengingat   membangun suatu daerah artinya membangun manusianya. Pendidikan  investasi untuk masa depan. Syukur jika pemerintah kabupaten mau menambah dana untuk sekolah selain BOS dari pusat, pendidikan gratis benar-benar bisa terlaksana tanpa tambahan pungutan apa pun. Semoga bisa menjadi kenyataan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline