Lihat ke Halaman Asli

Nikmatnya Menjalani Cobaan (Tulisan 2)

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Bude Binda

Saya tanya Pak Lik, "Di mana Mas Imam?". "Tadi ada", jawab Pak Lik. Kucari ke belakang dan sempat bertemu Tika adik sepupu yang tanya "Mbak, rumah Selamanik mau ditempati kapan?". Dengan tangan sakit saya jawab sanbil nyengir menahan nyeri, "Ngemben Tik!". Ngemben artinya besok...lusa, masih lama. Sempat mikir minta antar Tika ke rumah sakit, Tika bisa nyetir mobil, kerjanya jadi sopir mobil sales rokok.  Tapi kalau ternyata ada apa-apa harus dirawat repot juga.

Motor dinas suamiku tak ada. Kucari lagi ke rumah Ibu, pintunya terkunci sambil kuketuk kutanya dari teras "Adik, Mamas,  Pakde di situ?". "Nggak ada Bude!", terdengar jawaban ponakan kembarku yang hampir berusia 3 tahun. Akhirnya ku kembali pulang kesimpulannya Mas Imam ke rumah Selamanik menyiram tanaman. Biasanya pulang nanti bakda Maghrib.

Sampai rumah ku coba untuk berbaring, namun terasa sakit lenganku. Aku pun bangun. Berjalan ke luar dan Pak Lik ke luar dari kamar. "Tolong tanganku digendong, sakit". Pak Lik perawat di rumah sakit, walau sekarang di bagian administrasi. "Mana selendangnya?" . "Adanya kerudung". Kuberi tahu tempat menyimpan kerudung di lemari pakaian yang ada di ruang sholat. Pak Lik ambil kerudung   di tumpukan paling atas. Kerudung putih segi empati itu cukup lebar. Kerudung dibentangkan di lantai dan dibentuk segi tiga, kemudian digendongkan di tangan. Aku ingat pelajaran latihan PMR waktu SMA. Segi tiga disampirkan di bahu kanan, tanganku yang sakit yang kiri.

Setelah tangan digendong lumayan, walau tetap masih sakit. Kucoba untuk duduk, sakit, akhirnya berbaring di kamar dengan posisi miring ke kanan. Adik bertanya dari luar kamar "Mbak, mau kondangan nanti ke Pak Hadi?" "Belum, saya masih lelah". "Ya, nanti nunggui Bapak, saya dan Emak mau nanti". Bapak sedang gerah (sakit). Makanya aku tak cerita ke adik kalau aku baru saja jatuh.

Lelah berbaring, aku pun duduk. Duduk sakit juga, aku pun berdiri jalan-jalan. "Lik kalau tidur sakit, duduk juga sakit". "Ya sudah berdiri saja!".

Waktu merambat terasa lama, akhirnya Maghrib. Aku tak bisa sholat mau pun ambil air wudlu. Ponakan kembarku yang datang diantar ibunya nonton televisi dan ketika TV mengumandangkan adzan mereka kompak berkata "Sholat Bude...!" "Ya, nanti".

Usai Maghrib barulah terdengar suara sepeda motor. Kubuka pintu dengan tangan kanan, dan suamiku memasukkan sepeda motor sambil bertanya "Kenapa tangannya?". "Jatuh dari sepeda motor, ayo antar ke rumah sakit".
Saya pun minta suami untuk memakaikan kerudungku yang tadi telah kulepas. Setelah berkerudung, suami mencoba mencari-cari Askesku yang ku lupa menaruhnya. Karena sudah kesakitan "Sudahlah Mas, aku lupa di mana menyimpannya, pergi saja  sudah sakit banget  tanganku!".

Kami pun pergi naik mobil tanpa Askes. Di jalan suami tanya mengapa aku sampai jatuh, dan sempat menyalahkanku. "Kan sudah kubilang jangan membonceng wong lanang (pria)!" . "Kepepet Mas, sudah sore nggak ada mikro, jatuh itu takdir".

Sampai di rumah sakit Banjarnegara, suami memarkir mobil di depan ruang IGD dan tukang parkirnya sempat mau mendorong tempat tidur dorong/keser. "Nggak usah Pak, masih bisa jalan".
Kami pun masuk ruang IGD, diterima petugas dan segera menemui dokter jaga yang cantik dan masih muda. Disuruh tiduran untuk diperiksa, namun aku menolak karena kalau tidur bangunnya sakit. Dengan berdiri dokter memegang tangan dan tanya bagian mana yang sakit. Sakitku lengan atas. Kami disuruh ke ruang rontgen.

Di ruang  rontgen kami masuk mengucap salam, dan ke luarlah pria muda dari ruang dalam. "Ada apa Bu?". Mau rontgen Mas". "Mari Bu!". Aku pun masuk ke ruang kamar untuk foto rontgen. Di sana tanganku difoto dua kali. Ke luar dari kamar, kami disuruh untuk menanti hasilnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline