Oleh Bude Binda
Aku jatuh dari boncengan sepeda motor sepulang dari sekolah Http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/06/21/nikmatnya-menjalani-cobaan/.
Aku pun periksa ke rumah sakit, dirontgen dan ternyata tulang lengan atasku patah Http//lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/06/21/nikmatnya-menjalani-cobaan-tulisan-2/.
Seusai dirontgen hasil foto rontgennya kuserahkan pada dokter jaga IGD, sambil membuatkan spalk untuk menahan tanganku, aku disuruh minum obat penahan nyeri. "Dok rumah sakit Ortopedi dengan Siaga Medika layanannya dan penanganan bagus mana? Biayanya lebih murah mana?". "Kalau penanganan dan layanan sama, biaya di Siaga Medika ada paket-paket harga yang bisa dipilih Bu, sebentar saya ada daftarnya". "Ternyata nggak ada Bu, kurang lebih ada yang paket 6,5 juta dan ada yang 8,5 juta".
Saya berunding dengan suami dan minta dirujuk ke Siaga Medika. Sementara sambil saya dipasangi spalk, suami menerima telepon dari istri KS dan KS yang keduanya mengkhawatirkan kondisiku.
Di kasir sempat diminta untuk menahan KTP karena kartu Askesku hilang, namun setelah tanya biayanya Rp88.000,00 akhirnya dibayar suami.
Kami ke luar dari ruang IGD. Ada kakek-kakek baru datang teriak-teriak kesakitan, diantar anak-anak dan cucunya. Entah sakit apa.
Naik mobil, sudah susah tanganku untuk menutup pintu mobil, minta tukang parkir untuk menutupkan. Kami ke luar dari rumah sakit menuju Banyumas tempat rumah sakit Siaga Medika. Di sepanjang perjalanan ku tahan sakit tanganku yang telah dispalk. Perjalanan yang makan waktu kurang lebih 1,5 itu terasa lama.
Sampai di Siaga Medika kami masuk ruang resepsionis, diterima petugas. "Saya mau periksa Mas, ini foto rontgennya". Dia mengamati foto rontgen, "Ibu siap operasi?". "Siap!", saya jawab dengan tegas.
Aku diantar ke ruang dalam. Di sana dokter IGD mengukur tensi, perawat mengganti bajuku dengan baju rumah sakit. Lengan baju batik merah kesayanganku digunting supaya dapat dilepas...."Mbak ngguntingnya hati-hati, biar bisa disambung lagi". Suamiku menimpali "Sudahlah, beli lagi!". Setelah baju diganti beberapa bagian tubuhku diolesi cairan dan disambung kabel-kabel ke alat pendeteksi jantung. Hup, alat pun dihidupkan dan terdengar suara teratur dan ada kertas hasil pendeteksi jantung. "Ibu kondisi jantungnya bagus" "Alhamdulillah, terima kasih Mbak". Dokter bertanya "Ibu ada penyakit hipertensi atau DM?". "Hipertensi ya, kalau DM sih ada keturunan tapi terakhir diukur gula darah saya 95".
"Terakhir makan jam berapa Bu?" " Saya makan tadi siang jam 1". "Kalau minum?". "Minum aqua sedikit untuk minum obat jam 7". Ranjangku digeser ke ruang persiapan operasi. Suamiku menunggui, dengan duduk di kursi samping ranjang dan tangannya memegang tanganku. Ya Allah Alhamdulillah suamiku sangat sayang padaku.