Oleh Bude Binda
Tadi malam saya tiba-tiba ingin membuka lemari buku saya. Lemari buku yang acak-acakkan letak buku dan majalahnya karena saya lama tak sempat menatanya agar rapi. Yah alasannya sih biasa sibuk, kalau tidka sibuk ya malas lebih baik waktunya unutk membaca atau istirahat. Saya mengambil beberapa buku antologi puisi. Bosan baca buku puisi, saya ke rak lagi dan mengambil dua novel. Satu Jalan Menikung karya Umar Kayam dan satunya Oliver Twist karya Charles Dicken.
Dua-duanya pernah saya baca. Namun asyik jika membaca ulang walau tak lagi runtut hanya membaca memindai saja, kalau tertarik pada bagian tertentu saya baca agak banyak sesudah itu dibalik-balik lagi dipilih bagian yang menarik.
Selesai membolak-balik Jalan Menikung, saya baca lagi Oliver Twist. Kisah anak yatim piatu yang malang. Membaca Oliver Twist jadi teringat karya Hector Malot yang diterjemahkan menjadi Sendiri di Dunia. Remi tokoh sendiri di dunia juga diceritakan yatim piatu dan berpetualang sebelum akhirnya menemukan orang tua kandungnya dan hidup berkecukupan. Demikian juga Oliver Twist mengalami hidup sengsara dan kelaparan di panti asuhan, bahkan sempat menggelandang di jalanan dengan tukang kutil atau pengutil. Untunglah karena dituduh mencuri Oliver justru ditolong oleh orang yang menjadi saksi kalau Oliver tidak mencuri. Namun petualangan Oliver masih panjang sebelum akhirnya menemukan keluarganya, bibi dan kakak tirinya yang jahat. Belakangan Oliver juga mendapat warisan dari ayahnya yang telah meninggal dunia yang tadinya dikuasai oleh kakak tiri dan ibu tirinya.
Saya selalu suka membaca buku-buku pengarang dari manca negara, selain tertarik dengan ceritanya saya bisa belajar tentang kehidupan di negara lain.
Selain Oliver Twist saya juga membaca Tom Saywer yang kocak dan Hucblelery Finn sahabat Tom. Novel-novel karya Mark Twain ini memikat dan penuh dengan petualangan yang konyol serta sepanjang cerita kita dibuat tertawa oleh kelucuan Tom dan kebodohan Huck.
Barang kali pengarang Indonesia yang bisa membuat cerita yang penuh petualangan serta menarik adalah Andrea Hirata dengan Laskar Pelanginya.
Dulu semasa SD saya suka baca karya-karya Darto Singo ayahanda dari Anggun Cipta Sasmi penyanyi hebat itu. Penulis lain yang juga saya suka Joko Lelono. Entah apakah karya mereka masih diterbitkan ulang.
Saya pikir pengarang-pengarang cerita anak yang menarik, penuh petualangan dan kreatif masih sangat ditunggu karyanya di Indonesia. Sesudah Laskar Pelangi rasanya belum ada lagi buku fenomenal yang membuat anak-anak Indonesia jadi suka membaca dan terinspirasi.
Semoga akan hadir karya-karya pengarang Indonesia yang bisa sehebat Oliver Twist Charles Dicken, Tom Saywer Mark Twain dan Laskar Pelangi Andrea Hirata.
BUDE BINDA