Lihat ke Halaman Asli

Ketika Aku Bertemu Hantu

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau sekarang bertemu hantu.....hi....takut! Ini ceritaku saat masih anak-anak.

Dulu aku masih kelas 3 SD (seingatku, kalau benar soalnya semua peristiwa masa kanak-kanak yang kuingat saat TK , SD kelas 1 dan 2 nggak terlalu ingat, kebanyakan rasanya dialami saat kelas 3 SD). Aku diajak tetangga  yang masih saudara  untuk ke rumah saudara yang ada di desa tetangga. Desa selatan desaku itu namanya Kemiri. Jalan kaki ke sana , jarak sekitar 2 kilo meter.   Maklum belum banyak sepeda motor seperti sekarang, tahun 78-an.

Berangkat sampai di Kemiri biasa saja.Pulangnya dari sana kami jalan kaki lagi. Melewati sawah jalan menurun, kemudian jalan mendatar melewati pinggir sungai yang sepi. Nah saat saya menengok sungai, ada seorang perempuan cantik berambut panjang duduk di atas batu di tengah sungai. Dia menyisiri  rambutnya yang panjang. Saya waktu itu diam terpaku walau heran kok ada perempuan cantik di tengah sungai yang sepi itu. Saya nggak ngomong dengan apa yang saya lihat pada Mbak Ratinah saudara saya.

Setelah dewasa  saya baru menyadari kalau perempuan cantik yang saya lihat di tengah sungai  itu semacam peri? Atau hantu? Hi......untung saat lihat saya masih kecil dan belum kepikiran kalau itu hantu......

Yang kedua, saya masih SD. Setiap malam saya ke rumah nenek untuk tidur di sana menemani nenek. Saya ke rumah nenek setelah belajar dulu di rumah. Maklum ketika SD saya masih rajin belajar. Seusai belajar, saya ke rumah nenek yang melewati gang yang gelap. Pernah karena agak takut saya lari sambil mulut dan tangan seperti orang naik  sepeda motor jadi ngengg.....ngeng.....grubag!  Saya terjatuh kesandung kenceng ( semacam pasu atau bejana wadah untuk membuat jenang atau dodol Jawa). Saya pun aduh...mengaduh walau malu untuk menangis. Rupanya tetangga yang rumahnya di sebelah gang menampung  air hujan dari talang pakai kenceng. Namun malam itu saya tidak jatuh tapi lebih serem.....

Saya seperti biasa siap untuk lari , tangan dan kaki seperti  orang sedang menghidupkan mesin sepeda motor....ngeng...ngeengg.... Namun di tengah gang saya terpekik, saya melihat laki-laki sangat tinggi , tingginya sampai menyentuh genting rumah tetangga, rambutnya panjang berewokan....Sangat mengerikan! Saya lari ke rumah lagi sambil menjerit, Ibu dan Bapak keluar rumah. "Ada apa  Ti?", tanya mereka. "Hantu.....gendruwo.....! " "Di mana?" " Itu di sebelah  rumah Mbah Trimo"! Tentu saja  Mak dan Bapak tidak percaya . Akhirnya saya ke rumah nenek diantar Bapak. Ajaib hantunya sudah tidak ada! Mungkin pergi terkejut karena kehebohan saya.

Setelah dewasa saya tak pernah melihat lagi makhluk gaib  atau makhuk halus seperti yang pernah saya lihat saat masih anak-anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline