Akhir ramadhan ini hujan banyak turun menyiram bumi. Menambah dingin , menggigilkan daun, pohon, tiang listrik semua di kotamu.
Ku pergi ke sana, kota yang indah, permai, asri. Hujan mengguyur, membuat suasana muram, kelabu. Namun dalam dinginnya tubuhku, ku merasa hangat ingat ini kotamu. Banyak kenangan indah kita di sini. Taman Plasa yang cantik, mi ongklok dimakan hangat-hangat, wedang ronde yang membuat tubuh tak kedinginan.
Ada alun-alun dengan rumput menghijau, bunga-bunga kana warna-warni di pinggir kali yang airnya mengalir jernih. Bunga dahlia, mawar, aster memekar membuat semarak taman di seantero kota. Ah tak putus-putusnya kukagumi keindahan Wonosobo, kotamu di atas dokar sambil terangguk-angguk terayun langkah kaki kuda.
Kenangan indah, kedinginan, cik penjual telur asin yang ramah, kue-kue basah yang enak dijual di toko-toko sepanjang jalan.
Wonosobo telah kureguk keindahanmu sebagaimana ku senantiasa menikmati keindahan hubungan kita.
Banjarnegara, 6 September 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H