Saya tadi ketemu Bambang di kantor dindipora (dinas pendidikan, pemuda dan olah raga). Seperti biasa dia menyapaku hangat, "Mbak apa kabar?" ." Baik, sibuk apa nih?" jawabku. "Dari Semarang Mbak". " O, ya kata ibu dapat SK lagi SK apa?" " Melatih renang untuk persiapan PON Mbak, lumayan satu bulan 6 juta". "Berapa kali melatihnya satu bulan?" Bambang menjawab dengan santai" Sebisaku Mbak".
Bambang guru olah raga di SMP 5. Dia dulu adik kelasku di SMP, SMA dan di IKIP Yogyakarta. Di IKIP aku kuliah jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Bambang jurusan Olah Raga. Memang di IKIP jarang jumpa, namun bersama lagi pada kegiatan PPL (kepanjangannya lupa praktik mengajar di sekolah). Kami sama-sama belajar praktik jadi guru di SMA 12 di jalan Panembahan Senopati dekat jalan Malioboro.
Dia adik kelasku satu tingkat di bawahku, maksudku aku kelas 2 Bambang kelas 1. Hebatnya Bambang setelah mengajar di SMP 5 Banjarnegara dia intensif melatih renang, bahkan punya klub renang Tirta Serayu. Anak-anak asuhnya di klub itu telah membawa harum nama Banjarnegata. Tak terhitung lagi kejuaraan yang diraih anak-anak didiknua di TS mau pun siswa SMP 5 di bidang enagn mau pun Olah Raga lain.
Pernah aku bertanya kapan saja melatih renang, ternyata pagi hari sekitar pukul 5.00 sampai pukul 6.00. Nanti sore harinya lagi. Tak heran mereka berprestasi karena latihannya juga harus rutin dan tentu terprogram dengan baik.
Bambang menjadi pelatih berprestasi tentu tidak tiba-tiba. Dia merintis dengan melatih dari beberapa murid hingga sekarang punya klub. Ketekunan Bambang bahkan kutahu sejak masih siswa di SMP, SMA mau pun seelah mahasiswa. Namun saat sekolah tak kulihat prestasi olah raga yang menonjol, dia waktu itu biasa-biasa saja.
Ternyata bisa jadi kita atlet yang biasa saja, namun justru berprestasi setelah jadi pelatih. Demikian juga mungkin kita mahasiswa keguruna yang biasa namun menjadi guru yang berdedikasi, tekun dan prestasi muridnya pun luar biasa.
Berkat prestasinya sebagai pelatih Bambang pernah ke Australia selama 6 bulan kursuskepelatihan. Dia dikirim oleh menteri Olah Raga saat itu Adyiaksa Dault. Rupanya prestasinya telah diakui secara nasional. Tak heran juga jika pemerintah provinsi mau memberinya honor 6 juta sebulan.
Rupanya kita ibarat melangkah tahap demi tahap, tekun belajar, tekun melatih, prestasi diraih, dan sukses materi pun mengikuti! Semoga pengalaman Bambang temanku menjadi teladan bagi kita. Bambang aku bangga padamu.
Buat Bambang Haryanto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H