Lihat ke Halaman Asli

Menangis dan Tertawa

Diperbarui: 12 April 2017   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tertawa dan menangis adalah sebuah ungkapan hati yang menandakan kebahagiaan ataupun kesedihan, walau tertawa dan menangis , tidak selalu ungkapan hati yang paling benar, tergantung dimana tertawa dan bersedih dilakukan, dalam rangka bersandiwara atau ungkapan kebenaran dari hati.

Terkadang kita tertawa walau hati menangis dan menagis walau hati tertawa, dibalik semua itu, yang perlu kita ketahui, menagis maupun tertawa bagian dari aturan Allah.

Allah Subhanahu wa ta’ala. Berfirman

وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَى ﴿٤٣﴾

“Dan sesungguhnya Dia-lah yang membuat orang tertawa dan menangis

[QS. An-Najm: 43]

Untuk itu, jangan jadikan tertawa dan sedih menjadi sebuah alat sandiwara, yang dimainkan setiap saat, karena akan menjadi hal yang tidak baik, karena tertawa dan menangis adalah fitrah yang Allah SWT anugerahkan pada manusia. Rasulullah SAW pun meyebutkan bahwa membuat orang lain senang dapat disebut sebagai kebajikan, ”Senyummu untuk saudaramu adalah kebajikan (sedekah).” (HR Imam Ahmad).

Untuk menciptakan suasana humoris hendaknya seseorang menjauhi perbuatan yang tidak terpuji layaknya bicara kotor, dusta, mengolok-ngolok, dan merendahkan sesama hanya demi mendapatkan tawa dari orang lain. Nabi SAW bersabda, ”Celakalah orang yang berbicara lalu mengarang cerita dusta agar orang lain tertawa.” (HR Abu Dawud).

Selain perbuatan tersebut mengandung cela dan dosa, Rasulullah sendiri tidak pernah berkelakar dengan para sahabat, kecuali di dalamnya mengandung kebenaran dan fakta. Hal tersebut dapat kita jumpai dalam hadis Abu Hurairah RA bahwa para sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau telah mencandai kami.” Rasulullah SAW menjawab, ”Sesungguhnya tidaklah aku berbicara, kecuali yang benar.” (HR Tirmidzi).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline