Labuan Bajo yang merupakan ibu kota kabupaten dari Kabupaten Manggarai Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) baru-baru ini ditetapkan oleh pemerintah sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata unggulan(lain di antaranya adalah Danau Toba Sumut, Candi Brobudur Jateng, Kepulauan 1000 DKI, Wakatobi Sultra, Mandalika NTB, Morotai Malut, Tanjung Lesung Banten, Tanjung Kelayang Kepulauan Babel dan Bromo-Tengger-Semeru Jatim) dari sekitar 222 tempat tujuan wisata yang ada di Indonesia (Suara Pembaruan, 12-13 Desember 2015). Memang wajar saja karena dalam wilayah kabupaten yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Manggarai berdasarkan UU No. 8 Tahun 2003 ini terdapat Taman Nasional Komodo yang pada tahun 1991 ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia Unesco dan pada tgl.11 November 2011 yang lalu oleh New 7 Wonders ditetapkan sementara sebagai salah satu kandidat pemenang dalam pemilihan 7 keajaiban alam yang baru oleh New7Wonders Foundation dan pada tgl. 16 Mei 2012 oleh Founder New7Wonders Foundation, Bernard Weber ditetapkan sebagai The New Seven Wonders of Nature.
Hal ini sebenarnya sangat membanggakan masyarakat Indonesia pada umumnya dan NTT pada khususnya sedangkan dalam konteks penetapan 10 destinasi wisata unggulan tsb di atas maka merupakan kebanggaan masyarakat NTT pada umumnya dan Manggarai Barat-Labuan Bajo pada khususnya, sebab hal ini akan sangat berdampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian daerah-masyarakat dengan berbagai pembangunan untuk industri pariwisata utamanya di Labuan Bajo dan Pulau Komodo dan sekitarnya serta beberapa infrastruktur dan sektor pendukung lainnya yang otomatis harus dibangun pula guna mendukung keberhasilan dari program dimaksud.
Dengan demikian dukungan positif dari pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan semua unsur masyarakat yang ada sangat diperlukan, agar penetapan atau tujuan dari pembangunan destinasi wisata unggulan ini tidak sia-sia, minimal dengan menjaga keamanan daerah yang tetap kondusif, kebersihan dan pelestarian alam atau lingkungan tempat tinggal dan obyek wisata yang ada serta berperan aktif maupun pasif dalam berbagai pembangunan yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H