Lihat ke Halaman Asli

Kris Budiharjo

Pegiat Jemparingan Mataraman gaya Keraton dan gaya Pakualaman Jogja

Istilah Penamaan Dalam Jemparingan Mataraman

Diperbarui: 27 Januari 2023   00:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Jemparingan.com

Sudah lama aku tidak bermain jemparingan Mataraman. Maksudku ... tidak dalam jarak yang sebenarnya. Kesibukan di tempat kerja memaksaku hanya bisa mencuri waktu, dan berlatih panahan dalam jarak dekat saja : 6 - 7 meter.

Tapi, mendinglah ... daripada tidak bisa bermain sama sekali? Hi..hi..hi...

Uhg.. rasanya sudah lamaa sekali tidak bermain jemparingan di jarak 30m.  Dan, pagi ini sepertinya rindu sudah tidak bisa ku tahan.

Ku tinggalkan meja kerja, dan ku ambil waktu untuk rehat sejenak.

Di kejauhan tampak jagrag tempat menaruh jemparing-jemparing yang aku gantung di dinding samping ruang tamu. Jemparing atau anak panah lamaku yg berbulu kuning tampak menggoda, seolah lembut merajuk berkata: 

Yuk kita bermain di sasana, merasakan bau debu dan hangatnya Mentari pagi, menyapa bandul dan membunyikan klinthing yang suaranya merdu menyukakan hati...

Perlahan aku beranjak menghampiri.. menyentuhnya dengan lembut lalu kumasukkan perlahan ke dalam endhong tabung panahku. Kukeluarkan sepeda motor, lalu bergegas ke Gunung Ketur, Kadipaten Pakualaman.

Pintu gerbang Sasana Jemparingan Gunung Ketur masih tertutup. 

Perlahan pintu jeruji itu ku buka, dan benar saja ... Mentari hangat menyapa dengan senyumnya, memompakan semangat untuk merentang busur, dan melepas para jemparingku yang riang terbang memburu sasaran yang bergoyang di kejauhan. 

BACA : Jemparingan adalah...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline