Lihat ke Halaman Asli

jemariku

JEjak MAnusia dalam RIngkasan dan KUtipan

Dagangan yang Meleleh...

Diperbarui: 30 Oktober 2021   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

DAGANGAN  YANG MELELEH...

Ada ungkapan seperti ini:
"Kasihanilah orang yang dagangannya meleleh..."

Apa maksudnya?

***

Konon...
Itu adalah ungkapan seorang pria miskin
yang berjualan es balok di musim panas.
Ia tak punya modal lain selain sebalok es itu saja. Maka ia pun memelas kasih dengan berucap:
"Tuan dan puan... Kasihanilah orang yang dagangannya terus meleleh ini!"

Tidak terbayangkan:
Betapa menyedihkan nasib pria miskin itu. Bagaimana kisah nasibnya di penghujung hari? Jika balok es dagangannya terus saja meleleh dan menguap, tapi tak ada siapapun yang membelinya?

Kasihan, sungguh kasihan...

***

Tapi sadarkah kita:
Bahwa "pria penjual es balok" itu adalah kita sendiri? Sedangkan "es balok" adalah usia yang Allah berikan.

Betapa usia kita terus saja meleleh dan menguap... Hingga habis tak tersisa.
Dan kita pun gagal menemukan "Pembeli terbaik" dengan "harga terbaik".

Jika "Pembeli terbaik" itu hanya Allah ta'ala, dan "harga terbaik" itu adalah Surga Firdaus; Betapa buruknya perdagangan kita, yang selalu menerima tawaran setan melewati waktu dan usia dalam kelalaian.

"Es balok" usia kita terus meleleh
dan menguap dalam maksiat yang gelap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline