Lihat ke Halaman Asli

Rahadyo Handraskoro

menulis sebagai terapi dan keluar sesaat dari kepenatan

Mengenal Bontang PKT, Klub Legenda Embrio Industrialisasi Sepakbola Indonesia

Diperbarui: 22 Maret 2024   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://twitter.com/MemoriLigina/status/994195235927289857

Bagi para pecinta Sepakbola dan yang mengikuti Liga Indonesia, tentunya tidak asing dengan Bontang PKT, klub yang sempat diperhitungkan menjadi 'kuda hitam' di kancah pesepakbolaan Indonesia. Klub kebanggaan warga Bontang ini berasal dari Kalimantan Timur; jauh sebelum mencuatnya Persisam yang kemudian akan ganti nama menjadi Borneo FC Samarinda, klubnya bintang Timnas Stefano Lilipaly.

Bontang PKT, merupakan klub asal Kota Bontang yang sempat membuat gempar percaturan Liga Indonesia periode 2000an karena berhasil menjadi runner-up setelah dikalahkan oleh PSM Makassar, klub yang mempunyai tradisi sepakbola dan termasuk klub 'mentereng' di jaman nya. Saat itu Bontang PKT dilatih oleh Sergei Dobrovin ; pelatih jenius asal Moldova; dan diperkuat Ponaryo Astaman, pemain yang kemudian hari menjadi legenda dan jenderal lini tengah Timnas Indonesia.

Sebagai klub era Liga Galatama yang hampir semua kontestannya dimiliki oleh perusahaan, klub ini dimiliki oleh Perusahaan BUMN Pupuk Kalimantan Timur yang beroperasi di Kota Bontang, sebagai gambaran Liga Galatama konstentannya merupakan klub yang dimiliki oleh berbagai perusahaan ;baik swasta maupun BUMN; yang beroperasi di Indonesia seperti Krama Tiga Yudha Berlian yang merupakan pemegang lisensi distributor Mitsubishi Motors, Pelita Krakatau Steel / Pelita Jaya yang dimiliki Bakrie Corporations Group, Semen Padang , dan masih banyak lagi. Liga Galatama sendiri meniru sistem liga Korea dan liga Jepang dimana kepemilikan klub konstestan liga sebagian besar dimiliki perusahaan sehingga bisa menciptakan kemandirian liga dan liga yang kompetitif yang pada akhirnya menjadikan iklim industrialisasi sepakbola di negara tersebut.

Klub ini pada medio 2003an termasuk tim yang tergolong 'anak bawang' dikarenakan sedikit pemain berlabel timnas yang mau bermain lama disana; mungkin karena lokasi homebase tim ini yang termasuk 'pelosok' dan juga bukan kota besar. namun karena itulah mereka mampu mencetak pemain-pemain lokal yang dapat bersaing dan tidak gentar dengan pemain berlabel timnas. Salah satu pemain lokal mereka yang mampu bersaing hingga menjadi andalan Timnas adalah Zulkifli Syukur, pemain asal Makassar yang pada masanya menjadi salah satu benteng pertahanan Timnas pada Piala AFF 2010. Tim ini juga tergolong tim yang pintar dalam scouting untuk pencarian pemain-pemain asing mereka dan mencari pemain-pemain berpengalaman; pemain underrated; sehingga tim ini tergolong tim yang jago dalam mengolah chemistry antara pemain asing, pemain muda lokal/akademi, sera pemain berpengalaman/veteran. Hasilnya meskipun tim ini 'anak bawang' tetapi tim ini tergolong tim yang cukup lama eksis di kasta tertinggi tanpa degradasi.

Bontang PKT menemui masa ketika pergantian management dimana PT Pupuk Kaltim tidak menjadi pemilik tunggal dari klub dan sharing ownship (berbagi kepemilikan) dengan Pemerintah Kota Bontang melalui pihak ketiga. Pemerintah Kota Bontang pada akhirnya mengakusisi klub secara keseluruhan tahun 2009 dengan ditandai perubahan identitas klub; mulai dari nama yang dirubah menjadi Bontang FC dan logo mereka dari gambar mandau dengan ornamen khas Kalimantan menjadi lebih simple ; siluet orang main bola; jersey kits mereka yang dahulu identik dengan hijau-hijau putih menjadi kuning merah dengan aksen batik khas Bontang; dan juga merubah tradisi klub yang terbiasa dengan keseimbangan chemistry antara pemain veteran,asing, dan akademi menjadi tim bertabur pemain bintang pada era tersebut; selevel era Los Galacticos Real Madrid hehehehe.

Dengan perubahan identitas dari Bontang PKT menjadi Bontang FC, sempat membuat publik sepakbola terpukau dengan perubahan total apalagi dengan adanya pemain bintang maupun asing yang  cukup menyita perhatian dan jadi one-season wonder. Sekadar informasi pada era tersebut Bontang FC menjadi klub Indonesia yang pertamakali merekrut pemain Jepang di Liga, yaitu Kenji Adachihara dari Albirex Niigata (S-League). merekrut Aldo Barreto, striker predator dari PSM Makassar yang merupakan pemain Topscorer musim lalu. Namun tidak bertahan lama dua pemain bintang tersebut bertahan dikarenakan mismanagemen di internal klub yang menyebabkan Kenji ke Persib Bandung dan Aldo Barretto yang ke Persiba Balikpapan pada musim depannya.

Dengan hengkangnya dua pemain asing tersebut, otomatis membuat efek domino; satu persatu pemain mulai meninggalkan klub mencari kehidupan sepakbola di tim lainnya, menyisakan sisa tim yang sepenuhnya lokal dan dilatih oleh legenda Bontang PKT era Galatama yaitu Fakhri Hussaini sebelum pelatih ditarik untuk menukangi Timnas U-16 di AFF tahun 2018. setelah itu tim ini sempat tertatih di Liga 3 regional Kalimantan sebelum mati suri dan pada akhirnya bubar. 

Pada tahun 2018, tim ini berganti nama kembali menjadi Bontang City FC dan berlaga di Liga 3 regional Kalimantan Timur dan pindah homebase dari Stadion Mulawarman ke Stadion Taman Prestasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline