Lihat ke Halaman Asli

Rahadyo Handraskoro

menulis sebagai terapi dan keluar sesaat dari kepenatan

Gadis Berkacamata di Rachathewi

Diperbarui: 1 Maret 2024   10:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dreamstime.com

Rachadaphisek, 17 Agustus 2022

Setelah kelar dari upacara 17an di KBRI Bangkok di kawasan Rachathewi, akhirnya tercapai juga salah satu to-do list saya jika sedang plesiran ke luar negeri. Setelah kelar upacara dan telah bubar jalan bagi peserta, banyak peserta yang tumpah ruah sekedar foto-foto baik sesama peserta maupun staf KBRI dan memang ada sesi foto bareng bareng (waktu itu saya ngaku sebagai diaspora Indonesia di Thailand yg bekerja (bahasa awamnya Tenaga Kerja Indonesia) di Chatuchak, kawasan tempat tinggal awal saya selama di Bangkok. (disana saya pindah akomodasi 2 kali, yasallam) . Karena memang momen ini jarang terjadi boleh dong didokumentasikan, apalagi kan kita bangsa sosmed .

sewaktu asyik berfoto ria dan mengabadikan diri depan tulisan Embassy of Indonesia in Bangkok, entah kenapa mata saya tertarik pada satu gadis, entah karena memang gadis itu keliatan kikuk di keramaian dan juga gerak geriknya dia itu juga wisatawan yang sama tujuannya, sama sama mau ikut 17an di KBRI (bedaya saya lebih smooth hehehe) entahlah tapi kok saya malah merasa iba dengan mbak tersebut karena kalo dari penerawangan tipikal Social Akward, Apalagi pas ngerasa sungkan mau foto depan tulisan kedutaan yang akhirnya mbaknya ga berfoto disana. 

Meskipun merasa kasian, toh pada akhirnya saya berusaha cuek dan bodo amat dengan keadaan yang sedang terjadi karena selain bukan urusan saya juga saat itu status saya sedang di Thailand, negara orang (bisa berabe kalo "too friendly with strangers")

Setelah saya memutuskan untuk bodo amat dan melanjutkan ke station Bangkok Metro terdekat sambil bawa minuman (jaraknya dari Kedutaan ke station jauhhhh sekali mana cuaca panas nyengat pas itu), nggak sengaja saya melihat mbak yang tadi di Kedutaan, entah dia lagi cari sesuatu atau apa tapi yang pasti mukanya lagi bingung sambil melihat hape yang dipegang dia. 

Entah pikiran apa kok saya punya niatan ngebantu mbaknya tersebut, apalagi melihat kejadian tadi di Kedutaan. Sayapun berusaha friendly meskipun akward juga karena responnya terlihat pengin jaga jarak (mungkin mbaknya ngerasa dibuntutin)

Saya yang berusaha friendly meski akward pun menanyakan pertanyaan template "mau kemana mbak?", dijawab yang bersangkutan mau nyari sebuah restoran halal di Rachathewi karena katanya di situ ada gang yang terdapat masjidnya, pemikiran mbak tersebut manuk akal karena kalo ada masjid pasti gang tersebut komunitas islamnya ada meski nggak sebanyak Singapura (kalo perbandingannya Indonesia sm Malaysia ya jauhh karena islamnya mayoritas, beda dengan Singapura) .

 Disclamer only , selama di Bangkok saya sering menemui orang lokal berbahasa Thailand yang memakai jilbab atau kerudung, termasuk menjadi karyawan KFC

Baik ke mbaknya tadi, setelah berhasil kepo ternyata mbaknya orang Jakarta yang menginap di Asoke, kawasan tourist-friendly. Setelah ngalor ngidul ngetan ngulon tanpa juntrungan saya terfikir breaking the ice dengan berdalih mau ke Chinatown, ternyata taktik tersebut ampuh karena pada akhirnya berhasil membuat mbaknya speak up dan antusias berceloteh mengenai station mana dan lewat mana untuk ke sana dan ketemulah jawaban Hua Lamphong sebagai stasiun terdekat menuju Chinatown, yang pada akhirnya saat disana ternyata yang lebih dekat itu stasiun Wat Mangkhon.

Biarlah saya apes menuju Chinatown, yang penting rasa antusias dan senyumanmu kembali lagi. Mbak. (Aduh saya nggak nanya namanya lagi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline