Pada tanggal 18 Agustus 2018, pada saat opening ceremony even Asian Games 2018 yang diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno berlangsung, terdapat peristiwa langka yang terjadi saat defile atlet negara peserta yaitu kontingen Unified Korea (Korea bersatu), rombongan ini merupakan para atlet dari kedua Korea (DPR Korea/Korut maupun Republic of Korea/Korsel), meskipun peristiwa munculnya Unified Korea sudah ada terjadi saat Olimpiade Sydney tahun 2000 namun untuk even Asian Games merupakan pertamakali semenjak dilaksanakan pada tahun 1951 di Delhi, India.
Kemunculan kontingen Unified Korea tersebut di acara opening ceremony Asian Games 2018 banyak disambut meriah oleh masyarakat indonesia maupun internasional, terang saja momen ini merupakan jarang jarang terjadi meskipun sebelum Asian Games mereka juga berpartisipasi di Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang.
Tahun 2018 juga memang 'tahunnya Unified Korea' karena di tahun itu mereka banyak menurunkan kontingen di berbagai turnamen internasional meskipun berskala kecil seperti turnamen tenis meja di Swedia dan Judo di Mongolia.
Sebenarnya asal muasal adanya tim ini tidak lepas dari situasi di Semenanjung Korea sendiri, kita tahu sendiri bahwa tahun 2018 merupakan tahun dimana tensi kedua Korea yang masih dalam status perang tersebut sedang dalam masa 'cooling down' yang ditandai peristiwa jabat tangan dan pelukan antara Moon Jae In, Presiden Korea Selatan saat itu dengan Kim Jong Un, Pemimpin Korea Utara di Desa Panumjom, kawasan DMZ (De-Militarized Zone/Zona bebas Militer).
Partisipasi tim Unified Korea di Asian Games Jakarta-Palembang pun hanya sebatas tiga cabang olahraga yaitu canoeing, rowing dan 5x5 Women's Basketball (2 di Palembang, Basketball di Jakarta) dikarenakan di cabang olahraga lainnya masih berlaku tim Republic of Korea dan tim DPR Korea, uniknya pada dua cabang (5x5 Women's Basketball dan canoeing) tim ini berhasil memenangkan medali sehingga perhitungan medali dari tim tersebut diakumulasikan ke dalam jumlah perolehan medali yang dimiliki oleh kedua Korea.
Untuk National anthem dari tim Unified Korea memakai lagu tradisional Korea yaitu Arirang, lagu ini sendiri merupakan semacam lagu romantis yang berasal dari jaman kerajaan dahulu dan pernah dipakai sebagai lagu perjuangan para geriliyawan Korea saat masa penjajahan Jepang. untuk melestarikan lagu Arirang, saat ini pun sudah dikemas dengan kemasan (cover) yang lebih modern dan dapat diterima generasi muda.
Rumor yang berkembang setelah perhelatan Asian Games selesai, akan ada lagi partisipasi dari tim Unified Korea kedepannya dalam berbagai turnamen internasional dan jumlah cabang olahraga yang yang diikuti akan lebih bayak lagi dibandingkan sebelumnya.
Harapannya dengan adanya tim ini dapat mendinginkan tensi politik dan konflik dari kedua korea dan sebagai langkah awal untuk mewujudkan bersatunya Korea di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H