Dari akun Twitter resmi , Presiden Joko Widodo mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk menyongsong harapan dan peluang yang baru di 2023 untuk menuju Indonesia yang maju,"Apa yang patut kita kenang dari 2022 yang segera kita tinggalkan? Banyak. Ada yang menggembirakan, tidak sedikit pula yang kurang menyenangkan," tulisnya.
Diakui Presiden Jokowi, kejadian dan permasalahan di tahun 2022 menjadi pelajaran berharga bagi Pemerintah, khususnya bagi masyarakat Indonesia untuk terus belajar untuk menghadapi tantangan di masa akan datang."Gerak cepat serta kebijakan yang cermat dan hati-hati sangat dibutuhkan untuk menghadapi masa-masa sulit pandemi covid-19. Badai ini telah memberi banyak pelajaran yang membuat kita semakin siap menghadapi pandemi di masa-masa datang," tutup Jokowi.
Persoalan yang dihadapi negeri ini, juga dunia memang tak bertambah ringan, namun, agak meragukan juga jika solusinya hanya "gerak cepat serta kebijakan yang cermat". Terasa ambigunya. Sebab yang justru ditunjukkan oleh penguasa adalah gerak lambat dan respon seadanya. Bahkan seringkali menjadikan rakyat sebagai obyek tertuduh, beban APBN jika menyangkut pembiayaan, tak mandiri jika menyangkut subsidi, bahkan radikal dan ekstrimis jika menyangkut tawaran solusi hakiki semua persoalan.
Pencapaian 2022, Bakal Lebih Baik di 2023?
Sederetan pencapaian negara dalam mewujudkan kesejahteraan dan keamanan seolah tak berarti banyak, tahun baru malah bak mendapatkan durian runtuh dalam arti harfiah, sakit semua dan kian parah penderitaan rakyat. Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo menjelaskan jumlah kejahatan tindak pidana narkoba sepanjang 2022 sebanyak 39.709 perkara. Ada penurunan 611 perkara atau 1,5 persen apbila dibandingkan dengan tahun 2021. Sedangkan total barang bukti yang diamankan sepanjang 2022 adalah senilai Rp 11 triliun dan menyelamatkan 104 juta jiwa. Yang fantastis, tahun 2022 Polri berhasil melakukan asset tracing sebesar Rp 131,1 miliar terhadap para pelaku narkoba.
Kepala Badan Narkotika Nasional, Komisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose, mengungkapkan, mereka telah menyita 1,902 ton sabu-sabu, 1,06 ton ganja, 262.789 butir ekstasi, dan 16,5 kg ekstasi berbentuk serbuk sepanjang 2022 (Republika.co.id, 29/12/2022).
Kejaksaan Agung (Kejakgung) mengklaim penanganan perkara tindak pidana korupsi sepanjang 2022, memecahkan rekor angka kerugian negara dan kerugian perekonomian negara mencapai Rp 142 triliun. Penanganan perkara korupsi oleh tim Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Korupsi (Jampidsus) sepanjang tahun lalu mencapai Rp 33,09 triliun dan Rp 109,55 triliun. Sementara angka penyelamatan keuangan negara dari penyitaan beserta turunannya sepanjang 2022 mencapai lebih dari Rp 21,14 triliun. Apakah Indonesia bersih dari korupsi? Belum!
Sebab tahun 2023 merupakan gerbang menuju Pemilu 2024. Dan itu tahun rawan korupsi. Hal itu dikatakan oleh Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron, "Tahun 2023 merupakan gerbang ke tahun kontestasi politik pada 2024 yang akan datang, dalam catatan KPK tahun menjelang kontestasi politik merupakan tahun yang rawan korupsi," kata Ghufron (detiknews.com, 2/1/2023). Ini adalah bukti, bahwa korupsi adalah "tradisi" yang tak hilang begitu saja, artinya, tindak kriminal ini tersistem, tak bisa dihindari siapapun yang terlibat dalam prosesnya. Dan pemilu ada dalam sistem politik demokrasi, dengan karakternya yang menjunjung kebebasan berpendapat dan berprilaku, bahkan kebebasan memiliki dan beragama.
Kondisi Generasi Muda Bagaimana?