Lihat ke Halaman Asli

Rut Sri Wahyuningsih

Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Peran Keluarga dalam Mencetak Keluarga Shalih

Diperbarui: 28 Agustus 2022   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: ilustrasi keluarga/desain pribadi

Berbagai potret buruk perilaku remaja hari ini sungguh sangat memprihatinkan. Dari mulai tawuran antar geng, pembullian antar teman, pembunuhan, seks bebas, LGBT, narkoba dan lain sebagainya sungguh sangat mengiris hati. Usia beliau, belum genap 20 tahun, telah kehilangan jati diri yang hakiki.

 

Dan hal itu terjadi sangat dekat dengan lingkungan kita, dimana yang disebut anak, tentulah bukan semata anak kandung kita, melainkan anak-anak tetangga kita, teman sekolah mereka dan siapapun yang sebaya dan kerap berinteraksi dengan anak-anak kita.

 

Pertanyaannya, mengapa bisa demikian? Dan apa yang harus kita lakukan menghadapi fakta ini? Jawabannya karena kita hidup sekuler , yaitu hidup dengan tata aturan yang memisahkan agama dari kehidupan. Orang boleh beragama boleh tidak, meski di atur dalam UUD 1945 tentang kebebasan memeluk agama, namun faktanya boleh-boleh saja jika anda tidak beragama.

 

Tidak ada sanksi dari negara jika anda memutuskan atheis. Banyak tayangan video atau podcast artis yang ketika ditanya kapan terakhir anda shalat menerawang dan terlihat mengingat-ingat, artinya shalat bukan termasuk dalam rutinitas kegiatan mereka. Ini publik figur, yang tentunya memiliki pengikut yang tak sedikit bahkan banyak yang sangat fanatik. Wajar jika kini pun generasi muda banyak yang meniru mereka, wajar, manusia memang peniru, bahkan rela mengangungkan siapapun, benda atau perilaku apapun jika dianggap sesuatu itu memberinya manfaat.

 

Dari Ibnu 'Abbas, Rasulullah saw  bersabda,"Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, Hidupmu sebelum datang kematianmu."

(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami' Ash Shogir).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline