Lihat ke Halaman Asli

Rut Sri Wahyuningsih

Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Kebaya, Budaya atau Kapitalisasi Perempuan Indonesia?

Diperbarui: 4 Juli 2022   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: desain pribadi

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengajak perempuan Indonesia untuk mendorong kemajuan kebudayaan Indonesia di kancah dunia melalui kebaya. Hal ini merupakan salah satu kekuatan perempuan untuk membangun kebudayaan dan meningkatkan jati diri bangsa Indonesia. 

"Kebaya adalah pakaian yang pantas dipakai untuk segala kesempatan, maka saya melihat bahwa sesungguhnya busana nasional kebaya adalah kekuatan kita, kaum perempuan Indonesia. Untuk mempertinggi perannya dalam membangun kebudayaan bangsa dan memuliakan jati diri bangsa," kata Bintang dalam keterangan pers pada Ahad (Republika.co.id, 3/7/2022). 

Sebanyak 150 komunitas dari berbagai daerah di Tanah Air juga pegiat budaya, pekerja seni, perwakilan pelajar, organisasi perempuan dan tokoh masyarakat mendukung upaya pengajuan Hari Kebaya Nasional sebagai salah satu upaya melestarikan jenis pakaian nusantara tersebut dan menandatangani surat dukungan pengajuan Hari Kebaya Nasional menuju UNESCO.

Komunitas-komunitas ini berrgerak melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kebaya. Salah satunya Hari Bebas Berkendara (CFD) Berkebaya yang diikuti para pecinta Kebaya di Jakarta, pada Minggu (19/6) lalu, menurut Lana, Ketua Umum Perempuan Indonesia Maju mengatakan, hal itu merupakan bukti dan bentuk kecintaan masyarakat Indonesia pada busana warisan leluhur.

Menyinggung penetapan Hari Kebaya, dia menyatakan, masih menunggu kajian akademik dari tim pakar untuk menentukan tanggal yang akan diusulkan ke pemerintah, karena hal itu harus memiliki dasar historis. "Harapan kami untuk segera mungkin diputuskan," katanya.

Ide Sekuler Menguasai Perempuan

Banyak cara yang digunakan untuk mengeluarkan perempuan dari fitrahnya. Mulai Pemberdayaan Ekonomi Perempuan (PEP), kesetaraan gender, gerakan feminisme hingga kini mengenakan kebaya sebagai upaya melanggengkan budaya leluhur bangsa Indonesia. 

Apakah benar kebaya adalah identitas perempuan Indonesia, kalimat ini sangat riskan sebab menggeser makna akidah bahwa perempuan juga hamba Allah SWT. Yang seharusnya juga setiap perilakunya menggambarkan ketaatan kepada Rabbnya. 

Rasanya terlalu berlebihan, pertama secara historis, pakaian asal wanita di masa kerajaan Hindu Budha berkuasa bukanlah kebaya. Sejarah mencatat, pengenalan kebaya dipengaruhi oleh dua hal yakni pengaruh yang muncul dari Islam dan kedatangan orang Eropa ke nusantara. Kebaya berasal dari kata Arab "kaba" yang berarti "pakaian" dan diperkenalkan ke Indonesia melalui bahasa Portugis. 

Diketahui, kebaya pertama kali digunakan di Indonesia pada beberapa waktu selama abad ke-15 dan ke-16. Pada tahun 1920-an, seiring dengan kemunculan perjuangan nasionalis di Indonesia, perempuan Eropa berhenti mengenakan kebaya, karena pakaian ini mulai diidentikkan dengan pakaian khas Indonesia. Bagi penjajah Eropa, Kebaya telah dikaitkan dengan nasionalisme Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline