Lihat ke Halaman Asli

Rut Sri Wahyuningsih

Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Dzikir dan Ikhtiar

Diperbarui: 18 April 2022   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: desaign pribadi

Mengingat itu lawan melupakan. Ingat lawan lupa, Allah SWT berfirman yang artinya:

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS Ar-Ra'ad :28). 

Ayat ini membuat kita mengingat bahwa jika memberi hati sepenuhnya pada Allah maka hati merasa tenang. Sebaliknya ketika kita melupakan Allah kesengsaraan hiduplah yang akan kita dapati. 

Namun, bagaimana cara mengingat Allah? Cukupkah menuliskannya di buku catatan, atau di kertas note kecil kemudian kita tempel di tempat-tempat tertentu, lemari es misalnya atau kaca rias misalnya? Atau menyebutkan berulangkali?

Menyebutnya berulang kali atau yang lazim disebut zikir tentulah boleh, dan sangat disarankan. Namun tidak ada artinya jika tidak disertai tindakan nyata. Allah SWT seringkali menggandengkan beriman dengan beramal salih, artinya keimanan itu baru bisa dilihat jika dibuktikan dengan praktik. 

Begitupun mengingat Allah SWT, baik kita saat susah, senang, berlebih atau kekurangan, semua disandarkan kepada apa yang diperintahkan dan dilarang Allah. Tak boleh seujung rambut pun menyelisihi. Itulah makna mengingat, yaitu dengan taat, tunduk patuh dan terikat dengan aturan Allah swt. 

Tentu tidak mudah, mengaitkan perbuatan dengan keimanan tentu butuh pembiasaan agar terus bisa sejalan. Namun, sesuatu yang tak mudah itulah yang dihitung Allah, disitulah letak titik kritis apakah akan lanjut atau putus di tengah jalan. Cara agar kita bisa istikamah pertama, ingatlah bahwa Allah SWT lah yang memerintahkan kita untuk terus berpegang teguh dengan syariat. Dialah Tuhan manusia, Raja manusia dan sesembahan manusia. 

Artinya kita makhluk dan Allah Sang Khalik, pencipta segala sesuatu sekaligus pengatur .Tak ada kejadian apapun yang terjadi tanpa sepengetahuan Allah, sehelai daun mengering, layu, gugur dari dahannya pun seizin Allah swt. Maka, menjadikan diri sendiri sebagai pembuat aturan yang menyelesaikan persoalan umat dan meninggalkan aturan Allah adalah bentuk penghinaan. Tak salah jika Allah menjanjikan bagi manusia ini azab yang pedih. 

Intinya arus selalu ingat kedudukan kita di hadapan Allah SWT. Bukankah jelas jika siapa saja yang punya kewenangan akan banyak benefitnya. Namun sayang jika kepercayaan hilang, maka, azabnya akan ditimpakan.

Kedua, ingatlah kematian, dia sebaik-baik penghancur kenikmatan dunia. Maka, berbenahlah selagi ada waktu, Ramadan tahun ini semoga bulan di atas istimewa, karena kita pun mengadakan totalitas amal salih. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline