Lihat ke Halaman Asli

Rut Sri Wahyuningsih

Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Mulianya Islam Tergantikan Kebodohan

Diperbarui: 4 September 2024   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi halal haram/stainlangsa.ac.id

Jejak digital saat ini bisa saja sedemikian keji, menguliti apa yang pernah dilakukan oleh seseorang tak terbantahkan lagi. Setelah kita geram dengan aktifitas ormas agama terbesar di Indonesia yang begitu mesra dengan entitas Yahudi dan Katolik, kini kembali dibuat malu karena ada lagi satu ormas keagamaan yang memuliakan kaum kafir. 

Sedemikian bodohnyakah kaum muslim hari ini sehingga meninggalkan begitu saja perintah dan larangan agamanya? Lantas apalagi yang ia yakini? Sebuah pujian terlontar dari lisan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah atas kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia pada Selasa, 3-9-2024), Muhammadiyah Prof Haedar Nashir, bahwa pemimpin Gereja Katolik Dunia itu merupakan tokoh yang menunjukkan teladan kesederhanaan.

Sederhana, dalam lawatannya ke Indonesia, Paus Fransiskus tak menggunakan jet pribadi tapi pesawat terbang komersial, pun tidak menginap di hotel berbintang . Keteladanan ini bisa menjadi inspirasi pemimpin baik nasional maupun global (republika.co.id, 3-9-2024).

Haedar menilai, lawatan ini kian memperkuat dialog-dialog, baik dalam konteks hubungan antarumat beragama maupun ikhtiar perdamaian global. Menjadi sebuah kehormatan bagi bangsa Indonesia bisa menjadi tuan rumah, artinya lagi, Indonesia menjadi penting berada di antara komitmen membangun dan memperkuat hubungan Katolik dan dunia Islam. 

Ke depannya, akan semakin mengenalkan. Indonesia ke kancah internasional sebagai negara yang memiliki kemajemukan serta kerukunan. Paus Fransiskus dan Grand Syeikh al-Azhar, Dr Ahmad el-Thayeb diketahui menandatangani Dokumen Abu Dhabi tentang persaudaraan kemanusiaan (human fraternity). Ini menunjukkan kesamaan spirit ajaran dan komitmen Islam dan Katolik dalam membangun harkat dan martabat kemanusiaan serta kerja sama antar-iman dalam perdamaian.

Tak hanya itu, sedemikian istimewanya lawatan Paus, hingga Kementerian Agama (Kemenag) RI mengeluarkan imbauan agar stasiun televisi berkenan untuk menyiarkan azan Magrib dalam bentuk running text ketika menayangkan secara langsung ibadah misa yang dipimpin Paus Fransiskus di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis , 5-9-2024. 

Imbauan ini diperkuat dengan adanya surat yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag kepada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika tertanggal 1 September 2024. Semua ini dalam rangka agar tidak terputus oleh Azan Magrib berjalannya ibadah misa akbar yang dipimpin Paus Fransiskus (republika.co.id, 4-8-2024).

Ada Bahaya Sinkritisme Di Balik Lawatan

Mengatakan kesederhanaan Paus karena tak menggunakan jet pribadi, mobil anti peluru dan hotel bintang lima adalah sama dengan mengatakan Amerika adalah negara modern hanya karena bisa menerbangkan pesawat tanpa awak ke angkasa. Atau Jepang yang mampu menyulap kotoran manusia menjadi pot. Atau Arab Saudi dengan Mega proyek terbarunya, sebuah Resor mewah tersebut bernama Treyam dan lainnya yang memang membelalakkan mata. 

Namun kita lupa itu semua hanya tampilan fisik, sementara pemikiran yang mereka bawa berkaitan dengan cara pandang mereka terhadap kehidupan, yaitu sekulerisme, pemisahan agama dari kehidupan sama sekali tidak diingat. Padahal jelas bertentangan dengan akidah Islam.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline