Malam ini Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat PPKM Level 4 hingga 2 Agustus 2021. Presiden mengucapkan terima kasih atas dukungan masyarakat akan kebijakan PPKM. "Sekarang ada tren perbaikan kasus Covid, BOR dan laju positivity rate mulai menunjukkan penurunan seperti di beberapa provinsi di Jawa," kata Jokowi dalam konferensi pers pada Ahad, 25 Juli 2021.
Namun, kata Jokowi, pemerintah tetap memutuskan memperpanjang PPKM dengan mempertimbangkan segala aspek seperti kesehatan dan sosial ekonomi. Ia memastikan meski ada perpanjangan, akan ada penyesuaian di beberapa sektor secara bertahap (tempo.com,25/7/2021).
Tentulah keputusan ini menimbulkan pro dan kontra, terutama mereka yang tak bergaji bulanan alias buruh, pekerja harian dan yang selama PPKM diberlakukan kembali berjuang hidup tak keruan, kaki jadi kepala, kepala jadi kaki. Namun satu hal yang harus kita lakukan, yaitu mencoba untuk tetap berpikir waras serta iklas, bencana ini memang dikendaki Allah SWT, bukan karena kezaliman namun karena Rahmat dan kasih sayangNya yang luar biasa kepada hambaNya.
Allah hanya ingin mengingatkan , bahwa kita sudah terlalu jauh melenceng dari apa yang diharamkan atau dihalalkan Allah SWT. Sebab , konsekwensi dari melencengnya sikap kita adalah kesempitan hidup, pandemi enggan berlalu bahkan hingga hilangnya nyawa bak kacang goreng. Intinya, keputusan penguasa hari ini semestinya kita sikapi dengan muhasabah, mengadakan perhitungan atas kesalahan sendiri kemudian mengadakan perbaikan.
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung ( QS Al Maidah:35). Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Talhah, dari Ata, dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan al-wasilah di sini ialah qurbah atau mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid. Abu Wail, Al-Hasan, Qatadah, Abdullah ibnu Kasir. As-Saddi. dan Ibnu Zaid serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Qatadah mengatakan, makna yang dimaksud ialah "dekatkanlah diri kalian kepada-Nya dengan taat kepada-Nya dan mengerjakan hal-hal yang diridai-Nya".
Pandemi ini adalah wasilah yang ditunjukkan Allah kepada kita, betapa lemahnya manusia yang hanyalah makluk bagi Allah. Sementara Allah-lah Pencipta, Pengatur bahkan ketika kelak semuanya hancur Allah-lah saksinya. Maka, sudahlah waktunya kiranya, ketika kembali PKKM diperpanjang itulah saatnya mengganti dengan teknis penanganan yang lebih baik dari sebelumnya.
Hendaknya amal itu mengarah kepada upaya mendekatkan diri kepada Allah, menempatkan diri kita sendiri di tempat yang disukai Allah. Sudah banyak fakta yang menunjukkan bahwa Muslim yang sudah kehilangan gambaran bahwa agama yang ia peluk tak sekadar mengatur masalah akidah, namun juga menuntaskan seluruh persoalan manusia.
Namun kapitalisme sukses mengambil hati rakyat meskipun itu palsu dan kita yang memilki kesadaran penuh, berlomba dengan waktu menuju kehancuran, siapa yang lebih cepat dia yang dapat. Tak ada agenda selain meraih manfaat untung dan rugi. Bisa dipastikan, ketika penguasa hanya melanjutkan kebijakan tanpa perubahan berarti di ujungnya kelak akan sama. Wallahu a' lam bish showab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H