Lihat ke Halaman Asli

Sawit dan Bebalnya Pemerintah Kita

Diperbarui: 24 Maret 2019   04:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Komoditas Sawit mengalami penurunan nilai secara terus-menerus. Jelas ini mengkhawatirkan. Pemerintah kelabakan. Mereka langsung menyalahkan apa yang mereka sebut sebagai black campaigne. Menutup mata akan kerusakan yang berdampak pada lingkungan.

Sawit hanya mendatangkan keuntungan sesaat. Itu pun hanya lari ke elit-elit politisi, mulai dari pejabat sampai militer. Bahkan banyak pula yang dimiliki oleh perusahaan asing. Jelas menjadi hal konyol kalau pemerintah justru membela mati-matian bisnis sawit. Membela siapa? Rakyat? Atau kantong mereka sendiri?

Menurunnya harga sawit jelas karena naiknya politik anti-CPO yang memang sudah mengemuka sejak lama. Jika ada yang harus disalahkan dari deforestasi yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan, maka sawit menjadi yang pertama harus disalahkan. Sejak jaman Soeharto orang-orang Jawa dimigrasikan ke pulau itu untuk menjadi pekerja sawit.

Komoditas ini memang menjanjikan. Tapi jika dihitung dari ongkos kerusakan yang dibuat jelas tidak sepadan. Sawit tidak selamanya berbuah. Hanya beberapa kali sampai unsur hara dalam tanah habis. Untuk mengembalikannya pun, butuh waktu lama. Biayanya jauh lebih mahal daripada keuntungan yang didapat dari penjualan sawit. Apalagi hutang karbon kita semakin menumpuk. Inilah yang harus diperhatikan pemerintah. Bukan cukong-cukong itu terus malahan yang dibela.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline