Lihat ke Halaman Asli

Tanggapi Isu Lingkungan, KKN 224 UIN Jakarta Gelar Workshop Pengelolaan Sampah

Diperbarui: 13 Agustus 2024   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama KKN 224 Atma Bhuana, perangkat desa, dan perwakilan RT/RW Desa Caringin usai acara.

Pada Selasa (13/8), KKN 224 Atma Bhuana UIN Jakarta menggelar workshop yang bertajuk "Workshop Pengelolaan Sampah dan Perencanaan Pembuatan Bank Sampah". Workshop lingkungan tersebut sukses digelar di Kantor Desa Caringin, dengan dihadiri oleh perwakilan masing-masing RT/RW Desa Caringin. Dengan menghadirkan Founder Yayasan Rehabilitas Lingkungan dan Alam, Fikri Jufri sebagai narasumber, acara tersebut turut menampilkan cuplikan film dokumenter soal isu lingkungan yang diharapkan dapat mendorong masyarakat dalam mengelola sampah dan pembuatan bank sampah.

Ketua Kelompok KKN 224 Atma Bhuana, M. Ikhwan Farhat mengatakan, tema workshop soal pengelolaan sampah tersebut timbul dari keresahan pribadi sebagai warga Pandeglang. Dirinya berharap, masyarakat Desa Caringin dapat memilah-milih dan mengelola sampah dirumah masing-masing, serta mulai mengurangi pembakaran sampah.

"Harapannya setelah diadakannya workshop ini antara masyarakat, perangkat desa, LH dan pemerintah dapat bekerja sama dalam merealisasikan pembuatan bank sampah khususnya di Desa Caringin," jelasnya saat diwawancarai usai workshop.

Popon selaku Sekretaris Desa (Sekdes) menuturkan, isu lingkungan khususnya sampah dan retribusi sampah masih menjadi masalah di Desa Caringin. Dirinya menambahkan, kegiatan workshop tersebut diharapkan dapat bermanfaat serta mendorong masing-masing RT/RW di Desa Caringin untuk mengajak warganya dalam mengelola sampah.

"Kemarin kebetulan kami juga kedatangan dari Dinas Lingkungan Hidup untuk membahas perihal sampah dan retribusi sampah. Perangkat desa sendiri hanya dapat memfasilitasi tempat untuk mahasiswa KKN dalam melaksanakan programnya, seperti workshop yang dilaksanakan saat ini," pungkasnya dalam pembukaan acara.

Founder Yayasan Rehabilitas Lingkungan dan Alam, Fikri Jufri dalam materinya menyampaikan, slogan "buanglah sampah pada tempatnya" sudah tidak lagi tepat, dan perlu diganti menjadi "buanglah sampah sesuai jenisnya". Hal tersebut sehubungan dengan gerakan bersama yang ia bentuk dengan nama RUPIAH atau Rumah Pilah Sampah, di mana tiap rumah harus memilah sampah sebelum dikelola.

"Beberapa kampung di Desa Caringin masih melakukan pembakaran sampah, sementara pembakaran sampah itu tidak baik yang berdampak buruk pada kesehatan, khususnya ibu-ibu dan anak-anak yang rentan terkena penyakit. Jadi, seharusnya kegiatan pembakaran sampah sudah mulai dikurangi dari sekarang," jelasnya dalam materi yang ia sampaikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline