Lihat ke Halaman Asli

Asia Pasifik atau Indo-Pasifik; Persaingan dalam Konstruksi Regional

Diperbarui: 1 Juli 2023   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Jakarta Post-2019

Istilah Asia Pasifik maupun Indo-Pasifik tentu menjadi hal lazim didengar ketika menyoal isu kawasan atau regionalisme Asia dan Pasifik. Sebagai kawasan penting dunia yang mendapati konsistensi power dengan pertumbuhan ekonomi tercepat dan mampu menanggulangi kemiskinan ekstrim miliaran orang, regionalisme ini menjadi perbincangan hangat para politsi, akademisi dan praktisi dunia terkait dinamika dan prospek kawasan tersebut sedari dulu, sekarang dan yang akan datang, mencakup aspek politik, keamanan, ekonomi dan sosial-budaya. Kontestasi geopolitik, geostrategi dan dilemma keamanan yang diciptakan oleh Amerika dan China menjadi katalisator penting utama dalam regionalisme ini. Hot Debate isu lainnya juga menyasar pengistilahan jargon antara Asia Pasifik dan Indo-Pasifik, sebagaimana satu kutipan menarik dari Director of Diplomacy, Asialink---Melissa, "The terms of the debate might be finally settled, but the contest will go on. And on.". Hal tersebut diyakini karena eksistensi kedua pengistilahan tersebut tidak terlepas dari persaingan kepentingan negara superpower di kawasan ini.

Meninjau realita tersebut, pertanyaan yang muncul bagaimana strategis konseptual Asia Pasifik dan Indo-Pasifik dalam skema regionalisme? Bagaimana relevansinya dalam persaingan global?

 

Teori Regionalisme---kerjasama dan integrasi kawasan.

            Dalam menelaah kawasan, studi Hubungan Internasional mengenalkan konsep regionalism theory atau teori regionalism. Jika dipahami lebih terperinci roots-nya, regionalism dapat ditinjau dari beberapa perspektif termasuk konstruktivisme, rasionalis, realis, liberalis dan lainnya. Meski begitu, pemahaman tersebut dapat direduksi dari pemikiran Mansbaach dan Nye dimana regionalisme dipahami sebagai pengelompokan regional yang terdiri dari beberapa negara berdekatan secara geografis, budaya, perdagangan, komunikasi, hubungan ekonomi yang saling ketergantungan dan menguntungkan---tergabung dalam organisasi internasional. Dalam konteks organisasi tersebut maka negara-negara cenderung menetapkan formulasi aturan dan kebijakan bersama berdasarkan kesepakatan kolektif.

            Menanggapi dinamika hubungan internasional, pembaharuan konsep regionalism termaktub dalam paham new regionalism approach yang dapat dipahami sebagai perluasan pandangan dari konsepsi organisasi regional yang tidak dinilai tanggal dari otoritas formal melainkan hasil konstruksi dan re-kontruksi dari proses transformasi global. Dengan demikian suatu region ditetapkan tidak dalam bentuk statis tapi dinamis dalam pengembangan nya, terbuka dan beradaptasi dengan perubahan (Farrell; 2005).

 

Persaingan dalam Konstruksi Regionalisme Asia Pasifik vs Indo-Pasifik

            Pengistilahan Asia Pasifik dan Indo-Pasifik dalam peta mental sejatinya merupakan topografi hasil konstuksi imajinasi geopolitik abad ke-21 yang merefleksikan perebuatan kekuasaan dan persaingan kekuatan. Meskipun terdapat tumpang tindih dalam cakupan geografis, kedua istilah regionalisme ini muncul dalam situasi yang berbeda. Asia-Pasifik muncul sebagai konsep dominan peran Asia di Samudera Pasifik pada 1960-an dan kemudian dilembagakan melalui pembentukan Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada 1980-an. Namun, istilah ini tidak termasuk negara-negara penting lainnya di kawasan seperti India dan juga tidak memperhitungkan semakin pentingnya Samudera Hindia untuk perdagangan maritim dunia. Berangkat dari permasalahan ini, Jepang menilai perlu adanya suatu konsep yang dapat mengakomodir kedua kekurangan tersebut. Dengan dukungan Australia dan Amerika Serikat, Jepang mengambil langkah berpadu membentuk konsep Indo-Pasifik.

            Pemerintah Jepang sendiri menetapkan dan memperkenalkan konsepsi Indo-Pasifik secara berkesinambungan sedari tahun 2007, saat istilah tersebut pertama kali digaungkan pada pidato Perdana Menteri Abe 2007---menekankan urgensi free and open Indo-Pacific. Konstruksi imajiner region Indo-Pasifik dimaksudkan untuk menyasar kerjasama komprehensif strategis Jepang dan India dengan Amerika Serikat dan Australia dalam "the Quad" sebagai perluasan perspektif Asia sekaligus mengakomodir diplomasi Jepang dalam lingkup dua benua Asia dan Afrika juga dua lautan yang menjadi coverage inti dalam outline bluebook FOIP---hampir seluruh Samudra Hindia dan bagian barat Samudera Pasifik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline