Lihat ke Halaman Asli

Wartawan Papan Bawah, Timbal Balik Hidup dan Perut Keroncong.

Diperbarui: 11 Agustus 2024   02:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Jam 12 siang ditengah musim kemarau begini, jemuran yang biasanya kering antara pukul 14 s/d 16 sore biasanya lebih cepat keringnya. Pukul 12 pagi bisa sudah kering.

Bayangkan berdiri dibawah sengatan matahari disaat itu, kering pulalah pastinya kerongkongan akibat dehidrasi.

Selamat siang pak bu..Menyapa suami istri pemilik warung yang berdagang macam-macam barang kebutuhan pokok, termasuk makanan dan minuman segar. "Kami datang lagi untuk menyampaikan progres dari wawancara kita kemaren, sekalian melihat adakah respon dari BUMN nya " kata kami. 

Kami melihat, disamping warungnya ada berdiri rumah yang terbuat dari beton dan terbilang cukup permanen. Dihalaman rumah tersebut terdapat motor-motor dan truk pemilik warungnya.

Kami mau menyampaikan kabar gembira, keluhan yang dialaminya selama 2 tahun atas masalah terkait sebuah BUMN telah terbit di edisi media pers. Artinya sudah publish untuk meminta perhatian yang lebih luas. Disamping itu ada jawaban positif dari BUMN nya juga ada didukung anggota dewan setempat.

Kebetulan, dihari kami datang, pihak BUMN yang sebelumnya "dijewer" lewat informasi sebelumnya sedang mengerjakan apa yang diharapkan Bapak dan Ibu pemilik warung tersebut. Mereka penuhi dengan gercep harapan mereka.

Apa masalahnya? Rasanya tidak perlu kita ungkit-ungkit lagi disini. Lagi pula kami tidak sedang mengangkat masalah tersebut di artikel ini, BUMN nya sudah memenuhi harapan bapak ibu tadi. Clear.

Bahagia terpancar dari wajah suami istri yang sebelumnya mengeluh bercampur marah saat kami wawancarai beberapa hari yang lalu. Sebelumnya, "Maklum kami ini orang bodoh", "kami sudah dua tahun tidak ditanggapi" sembur mereka.

Sekarang wajah mereka sudah bahagia. Pembicaraan pun beralih ke topik yang lain sambil sesekali keluar senyum dari wajah mereka.

Beda 90 derajat dengan kami, sedari berangkat dari rumah tadi belum makan. Tambah lagi cuaca terik kemarau membuat dahaga semakin menjadi-jadi. Uang dikantong ada, tapi... sebenarnya malu sih menyebutnya....cuma ada 150 ribu. Kami wajib hemat.

Maklumlah wartawan yang medianya belum ada kontrak berita, dapat gajih dari mana bila medianya saja tidak raksasa. Bila misal tidak membuat berita dengan pertimbangan untung rugi, makin suram peluang kedepannya dalam profesi ini. Pilihannya antara dua, berkorban dulu buat berita atau hilang harapan sama sekali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline