Melintas di padatnya pusat kota Malang, ada sebuah bangunan yang sangat menarik. Bangunan yang berwarna krem itu berukuran cukup besar dan megah. Sepintas, bentuk dan arsitekturnya seperti bangunan-bangunan yang bergaya gothic di mancanegara. Bangunan dengan dua menara yang tinggi itu ternyata adalah sebuah gereja kuno yang legendaris di daerah yang berhawa sejuk itu. Keberadaan gereja tua ini menjadi saksi bisu perjalanan sejarah kota Malang dari masa ke masa. Pesona sejarah dan keindahannya menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan. Gereja ini bernama lengkap Gereja Katolik Hati Kudus Yesus. Biasa dikenal dengan nama Gereja Kayu Tangan karena berada di kawasan Jalan Mgr. Soegijopranoto - Kayutangan. Lokasinya tak jauh dari Toko Oen yang legendaris. Dalam perjalanan sejarahnya, Gereja Kayu Tangan ini menjadi saksi eksistensi umat Katolik sejak masa kolonial Belanda di Malang. Salah satunya yaitu dengan kehadiran paroki Hati Kudus Yesus (HKY) yang sudah ada sejak tahun 1987. Paroki ini dipimpin oleh Romo Godefriedus Daniel Augustinus Jonckbloet. Pada buku kenangan perayaan 100 tahun Paroki Hati Kudus Yesus - Kayu Tangan disebutkan bahwa pada awalnya paroki itu masih belum punya gereja sendiri dan masih menumpang di pendopo Kabupaten Malang. Saat itu pula, fungsi pendopo diantaranya berubah menjadi gereja Katolik yang lengkap dengan orgel, kamar pengakuan dosa, mimbar dan bangku komuni. Arsitektur bangunan gereja menunjukkan ciri khas bangunan masa peterngahan abad 19. Dari gaya Neo-gothicnya, bangunan ini sepertinya terinspirasi dari salah seorang arsitek Belanda yang sangat dikenal pada masanya, yaitu Dr. PHJ. Cuypers (1827-1921). Ciri-ciri bangunan seperti itu terlihat dari model strukturnya yang memiliki kerangka kokoh pada dinding dan atap yang berfungsi sebagai penutup. Selain itu juga pada jendela dan pintu yang besar pada dinding yang dibangun dengan konstruksi skelet. Salah satunya terdapat pada tembok luar gereja yang ditopang tiang peyangga dinding berbentuk persegi. Ciri yang lainnya adalah bangunan dengan konsep yang memberi keleluasaan cahaya dalam gedung gereja . Dan yang terindah dari gereja ini pada konsep cahaya adalah pemakaian kaca bergambar yang disebut stained glass sebagai pencerahan mistik.Karena dalam keyakinan mereka Tuhan dipahami hadir di mana saja seperti cahaya. Gereja ini didirikan pada tahun 1905 dan diarsiteki oleh MJ Hulswit , murid sekolah Quelinus yang dikepalai PJH Cuypers, arsitek Belanda ahli restorasi gereja-gereja gothic.Pada awalya di kanan kiri bagian depan gereja tidak terdapat menara kembar yang menjadi ciri khas gothic. Menara setinggi 33 meter itu baru ada dan bentuknya tidak berubah hingga sekarang sejak bangunan direstorasi pada tahun 1930.Menara itu dibangun pada masa Mgr Clemens van der Pas, O.Carm ketika diangkat sebagai Prefek Apostolik Malang pertama tahun 1927.Pembangunan gereja dilakukan sesuai rencana arsitek Ir Albert Grunberg. Sedangkan, menara yang ada di Gereja Kayu Tangan dirancang oleh Ir. Marius J. Hulswit pada tahun 1905. Di dalam ruangan gereja terdapat pilar-pilar lengkung yang cukup tinggi sehingga ruangannya tampak lega dan luas. Pada dindingnya terdapat pajangan lukisan tentang kisah Yesus.Deretan bangku kayu yang panjang dan berwarna coklat tua menjadi tempat duduk umat gereja.Pada bagian depan terdapat patung Yesus dan Bunda Maria. Yang menarik,ternyata menara gereja ini pernah sebanyak dua kali sejak dibangun 1930.Yang pertama, menara runtuh pada 10 Februari 1957 ketika sedang ada khotbah di dalam gereja. Sebuah salib di ujung menara runtuh, dan menimbulkan lubang besar pada atap gereja. Kemudian peristiwa yang kedua terjadi pada 27 November 1967 karena konon akibat ditabrak oleh sebuah pesawat terbang.Pada persitiwa ini juga disertai dengan ledakan yang mengagerkan akibat jatuhnya salib seberat 108 kg. Ketika itu, bruder yang ada di gereja mengira ada lemparan granat. Namun tidak, ternyata salib itu diserempet pesawat yang sedang mengalami kerusakan mesin. Sampai saat ini gereja yang indah dan legendaris itu masih berdiri denga kokoh dan menjadi tempat ibadah bagi umat Katolik di Malang. Oleh wisatawan, gereja itu sering menjadi salah satu tujuan wisata di kota ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H