Lihat ke Halaman Asli

Jeko Spastyono

"Black and White aren't colours. They are just some background. Please, do walk out from them and splash your own dyes. Don't worry about stinting it. Because an artist never worries about tainting the background."

Kenapa Penyesalan Tidak Datang di Awal? Penyesalan Para Lulusan Universitas

Diperbarui: 5 September 2021   06:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Facebook/Jeko Spastyono

Sesuatu yang sudah terjadi tidaklah pantas untuk disesali menjadi saran utama dari orang tua kepada anaknya. Akan saran tersebut tidak dapat menghapuskan penyesalan yang kita alami.

Karena penyesalan seseorang selalu dibayangi dengan penyataan tentang kebodohan dari diri kita, layaknya mempertanyakan rebuan kali tentang "Kenapa tidak dari awal aku  menyadari kesesalahan yang  kini ku sesali?".

Jika kalian berada pada sklus berulang untuk mempertanyakan diri kalian tentang kenapa diri kalian mengalami penyesalan. Maka jawaban yang harus kalian temukan adalah untuk mengetahui bagaimana kesalahan awal terjadi hingga mengakibatkan penyesalan dan memaafkan perbuatan kalian.

Jawaban kenapa kesalahan sendiri biasanya adalah kata “Abai”. Keabai-an kita akan sesuatu menyebabkan sebuah kesalahan besar yang akhirnya kita sesali dimasa depan.

Sebagai contoh penyesalan yang dialami oleh para lulusan universitas di kemudian hari, layak mengapa mereka tidak mengikuti organisasi, mengapa mereka kurang menyiapkan kompetensi dan kamampuan untuk dunia kerja, dan mengapa mereka tak melakukan penelitian tentang dunia kerja dimasa kuliah.

Atau untuk mereka yang ingin berkarir di bidang akademik mereka menyesali keadaan tentang mengapa mereka tak mencoba untuk ikut perlombaan ilmiah yang lebih banyak untuk meningkatkan kredesnsial mereka.

Penyesalan semacam ini pasti akan selalu muncul dan menghantui lulusan universitas tiap tahunnya dab bahkan penyesalan semacam ini jugalah menghantui mereka para pemilik IPK tinggi hingga yang tertinggi dari universitas.

Kenapa hal ini terjadi?

  • Kepemilikan “Gelar” dalam kelompok yang membuat mereka terlena

Kepemilikan gelar atau status yang lebih tinggi dari yang lain pada circle pertemanan akan dapat mudah membuat seseorang terlena hingga ia mulai melupakan dan bahkan hirau terhadap fakta bahwa diluar circle pertemanannya dia lebih rendah dari orang lain.

Keadaan semacam ini sangat mudah diketemukan pada mereka yang memang sudah bermasalah secara sosial dalam lingkup keluarga ataupun kesalahan pergaulan. Tapi keadaan ini juga dapat terjadi sebagai akibat dari kesombongan yang memang ia miliki. Layaknya kutipan berikut:

“Bukan tahta yang membuat raja korupsi melainkan raja yang bertahtah yang melakukan korupsi”

  • Kurangnya informasi yang dihiraukan

Bila kita mengalami kekurangan informasi, maka tentu kita tidak dapat melihat kondisi realitas  sebenarnya tentang bekal yang memang kita butuhkan setelah lulus dari universitas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline