Lihat ke Halaman Asli

Datanglah "Tangan Tuhan" 'tuk Bersihkan PSSI (dari Tangan-tangan Politikus)

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

selamat malam Indonesia, Ini merupakan Tulisan ketiga saya. dan malam Ini saya ingin menyoroti masalah yang saat Ini terus menggurita dalam tubuh pengelola, regulator, serta pemegang mandat sepak bola di negeri yang besar ini. sebuah negeri yang dihuni dan didiami oleh mayoritas mencintai sepakbola, meskipun penulis belum mengetahui jumlah ditail nya. namun penulis meyakini hampir mencapai 80-85% masyarakat Indonesia sangat mencintai sepakbola minimal pernah melihat pertandingan sepakbola, baik itu sepakbola Lokal ataupun sepakbola asing. karena kita ketahui hampir semua televisi menyiarkan siaran langsung atau Tunda pertandingan sepakbola. tidak hanya Itu apabila ada event besar, seperti Piala dunia ataupun piala AFF (seperti yang terjadi dalam piala AFF 2010) penulis meyakini jumlah orang yang cinta sepakbola atau minimal menonton sepakbola dapat menyentuh angka 95% dari jumlah penduduk Indonesia, yang menurut jumlah sensus terakhir yang BPS lakukan mencapai angka 235juta jiwa penduduk. luar biasa bukan kuantitas dari pecinta sepak bola di negeri yang dikenal dengan "zambrud khatulistiwa" ini. negeri ini luar biasa, kawan... negeri ini bahkan sangat luar biasa. ya hal ini dapat tercermin dari sebuah kecintaan kita pada sepakbola. sebuah olah raga yang telah membuat kita "terbius", "terhipnosis" secara Massive di seluruh jagat ini. lalu yang menjadi pertanyaan, apakah negeri ini hanya dapat menjadi penonton saja sepanjang masa, hanya dapat menjadi penonton ketika Tim Nasional negara lain berkiprah di piala dunia, ataupun hanya dapat menjadi penonton ketika sebuah Klub lokal dari beberapa negara bertanding dalam kancah internasional, seperti liga champion eropa, ataupun liga champion asia..???!! atau apakah kita sebagai bangsa besar hanya rela ketika mendapatkan sebuah takdir akan selalu menangis ketika Tim Nasional kita ataupun klub lokal kita kalah, lungkai dihadapan musuh-musuh nya..???!! dan penulis berkeyakinan, pasti dalam diri kita bertanya siapa yang bertanggung jawab atas segala permasalah sepakbola kita..???!! bahkan bagi para pengamat, mereka secara frontal telah bertindak menuntut pembenahan dalam persepakbolaan nasional kita secara menyeluh.. ketika 235juta Jiwa penduduk negeri ini merindukan sebuah kebanggan akan Ke-Indonesia-an nya, sebuah rasa bangga yang datang melalui cabang sepakbola, tampak nya rasa rindu tersebut masih harus di pendam dalam-dalam, karena sepakbola kita masih terus, dan selalu berkutat dengan trilyunan masalah nya. mulai dari sarana-prasarana yang sangat minim di daerah-daerah, tidak ada nya pengusaha atau swasta yang peduli, hingga permasalahan yang paling kencang terangkat belakangan Ini adalah masalah suksesi kepengurusan dari pengelola, regulator, dan pemegang sepakbola Indonesia yang bernama PSSI. semua permasalahan bodoh ini menggurita karena ada beberapa asumsi, diantara asumsi tersbut adalah: 1. asumsi sepakbola telah dipolitisasi. 2. asumsi sepakbola telah menjadi sarana mengeruk keuntungan besar. 3. asumsi sepakbola telah menjadi sarana tuk sebuah pencitraan pribadi atau kelompok. 4. asumsi sepakbola telah menjadi sarana tuk pertahankan sebuah kekuasaan pribadi dan kelompok. 5. asumsi sepakbola telah menjadi sarana saling tendang diantara makhluk-makhluk politikus semata. dari beberapa asumsi yang tertera diatas hati seluruh masyarakat Indonesia menangis karena olahraga kebanggaan nya, olahraga yang di cintai nya telah tercemar, telah ternoda. tercemar aura politis, dan sengaja di nodai oleh kaum-kaum yang penuh dengan noda. padahal kita ketahui, olahraga harus jauh dari segala kepentingan Pribadi atau Kelompok, olahraga harus di kelola oleh tangan-tangan yang suci tidak bernoda yang dapat nodai kesucian "fair play". karena "fair play" bukan semboyan semata yang selalu terbentang di tengah lapangan sepakbola sebelum sebuah pertandingan dimulai. melainkan, "fair play" merupakan sebuah panglima dan pedoman Insan olahraga. semua permasalahan yang terjadi dalam tubuh PSSI kini telah terjadi, bahkan semakin menggurita. sebuah gurita yang telah melilitkan tangan nya di tubuh PSSI sehingga, PSSI saat ini menjadi tidak dapat bergerak dan tidak berdaulat. pemerintah melalui menpora sudah mencoba melepaskan PSSI dari tangan-tangan Gurita tersbut, namun tampak nya tangan-tangan sang Gurita masih cukup kuat Tuk kembali menyerang sang pemerintah. hmmm... melihat kenyataan ini, kita sebagai rakyat hanya dapat pusing.tujuh keliling, seraya berharap TANGAN TUHAN DATANG tuk bersihkan Noda-noda hina yang saat ini menodai PSSI. dan berharap TANGAN TUHAN DATANG tuk bersihkan PSSI dari tangan para politisi, sekaligus membuang jauh-jauh Trio N: Nurdin halid, Nirwan bakrie, dan Nugraha Besoes dari PSSI, ataupun orang-orang yang berlatar belakang politik agar tidak tampil tuk pimpin PSSI masa depan. semua demi kejayaan sepakbola Indonesia, dan rakyat Indonesia dapat sebuah kebanggan dari sepakbola nya. semoga...

salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline