'Jangan putus asa terhadap kemanusiaan. Kemanusiaan bagaikan samudera. Beberapa tetes air kotor tidak mampu mengotori seluruh samudera.'
Jika orang awam membaca kalimat diatas, Mereka pasti langsung berpikir bahwa orang tersebut adalah orang yang cinta damai, tidak diskriminasi terhadap minoritas, dan pasti sangat menyayangi apabila ada satu nyawa melayang atau satu darah menetes di tanah. Jikalau anda berpikir seperti itu, anda telah salah memahami satu kepribadian seseorang. Kata-kata itu hanya terucap hanya di lisan semata bukan aksi nyata dalam bentuk perbuatan. Dan sosok dibalik ucapan manis tersebut adalah Adolf Hitler. Seorang yang di gadang-gadang diktaktor terkejam di zaman modern, Yang membunuh jutaan manusia tak bersalah, dan mengambil tanah yang bukan miliknya. Juga memakai ideologi yang berbeda dizamannya , yaitu Fasisme.
Fasisme di era Nazi erat kaitannya dengan tangan besi, negara dengan 1 partai, dan yang paling terkenal adalah cita-cita membangun Reich ketiga yang akan bertahan 1000 tahun, tetapi nahasnya sejarah berbicara lain bahwa Nazi hanya bertahan 11-12 tahun saja. Lewat ideologi Nazi tersebutlah Hitler dengan berbagai upaya ingin memurnikan ras Arya yang ia pahami sebagai ras unggul dan ras pemimpin diantara ras lain di dunia. Hal tersebut menjadi sebab-musabab kenapa Hitler dan Nazi sangat rasis dengan keberadaan orang-orang Yahudi, Gipsi, dan komunis di negaranya. Terbukti sejak 1933, Ketika ia diangkat menjadi kanselir Jerman, Ia dengan tangan besinya menghabiskan lawan-lawan politiknya, menjadi Nazi sebagai partai tunggal di Jerman, juga membatasi gerak-gerik orang-orang Yahudi.
Disabilitas adalah "beban Negara"
Dengan cita-cita "Agung" tersebut, Hitler amat berambisi memurnikan ras Arya yang menurutnya hampir tercampur dengan ras lainnya yang ia anggap "rendahan." Salah satunya dengan membunuh para disabilitas yang dianggap dapat mengotori kemurnian ras Arya. Eutanasia atau T-4 adalah nama program tersebut. Dimulai pada awal perang dunia kedua (1939).
Program ini adalah program tersembunyi dari Nazi yang dilakukan untuk membunuh orang yang sakit parah baik secara fisik maupun mental, Putus asa secara emosional, orang ODGJ(orang dalam gangguan jiwa) dan orang yang lanjut usia(sepuh).
Setelah beberapa waktu, program tersembunyi tersebut bocor ke telinga orang-orang Jerman itu sendiri dan mereka menentang upaya pembunuhan para disabilitas karena bukan hanya orang non german saja yang dibunuh, melainkan orang german itu sendiri juga demikian.
Setelah dua tahun dijalankan, akhirnya program tersebut dihentikan secara resmi, meskipun masih ada desas-desus bahwa program ini tetap dijalankan dengan sangat rahasia sampai kekalahan Nazi di perang dunia kedua. Nazi menyebut mereka sebagai "Kehidupan yang memberatkan" dan "Pemakan yang tak berguna." Masa perang adalah waktu terbaik untuk melenyapkan penyakit yang tak tersembuhkan. Kata Hitler.
Perundungan, Diskriminasi, dan "Genosida" Yahudi
Sudah menjadi rahasia umum bahwa diantara kebijakan Nazi yang paling kontroversial adalah "genosida" umat Yahudi. Holocaust adalah program pembunuhan Yahudi secara sistematis lewat berbagai cara. Awalnya Nazi melakukan program tersebut dengan cara penembakan massal, Tetapi karena dinilai kurang efisien dan dapat membuat prajurit Nazi stress dan penyakit mental lainnya. Selanjutnya program tersebut dijalankan menggunakan gas beracun di kamp konsentrasi. Total korban pasti dalam tragedi ini masih menjadi perdebatan, tetapi yang pasti terdapat jutaan atau puluhan juta nyawa melayang pada peristiwa ini.