Lihat ke Halaman Asli

Sekuntum Kenangan

Diperbarui: 28 Agustus 2023   07:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh : Kiki ginanjar

Kembang tulip keunguan sakura mekar kemerah-merahan
Aram subuh sudah lebih dahulu
meriwayatkan tentang setengah rembulan yang temaram diremang-remang

Kekasih, akan ku bawa mu menyinggahi musim semi
dimana air tak henti bernyanyi
Sepasang kembang lily saling menyirami, selayaknya mentari kepada bumi, kita akan mekar setiap hari jatuh cinta berkali-kali
Ku tulis kebahagiaan mu dipagi buta wajah langit nila tua
Kau lukis senyuman ku disore yang jingga sayap-sayap senja

Kita bercerita.

Kekasihku; Sepanjang waktu
aku menjelma dirimu,
kamu menjelma diriku
Aku menerka tubuhmu,
kamu merasuk tubuhku
Kita berdua berlabuh !
Kau menggandengku
Ku jaga seluruh mu.

Haha...
Terkadang aku teringat
omong kosong kita dahulu
mungkin karna terus kurawat
bahasa-bahasa untuk merindu
walau pada akhirnya
dirimu ranting kering aku dedaunan,
kamu mengering aku kepanasan
Saling melepas dahan, dihempas angin selatan
Sajak mesra sudah tak punya kita
Aksara berjatuhan bertumpuk sisa
Hayalan sudah terlanjur kabur terkubur dimusim paling gugur
dan rindu menjelma waqaf paling luhur.

Kemudian...
Kita hanya tinggal arang yang tak lagi punya ruang untuk riang
kita tertutup dalam selembar catatan
Kita berdua,
Sekuntum kenangan.

Indramayu 17 agustus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline