Lihat ke Halaman Asli

aris moza

menekuni dunia pendidikan sebab aku percaya dari sanalah mulanya segala keberhasilan itu bermula

Menghargai dan Penghapusan Stigma

Diperbarui: 8 November 2019   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ini cerita tentang Ardi sosok orang yang memiliki kepribadian schizotypal.

Kepribadian Ardi membuatnya sulit diterima dilingkungannya. Ia menjadi sasaran stigma, dicap aneh, susah bergaul tidak jarang mendapatkan olokan. Sekedar dikata-katain itu sudah lumrah katanya, menjadi bahan lelucun apa lagi. Begitu katanya.

Menariknya si Ardi ini selalu bersikap woles, kepribadian bawaanya telah ia rasai sebagai jalan hidupnya.

Anak ini, tidak jarang menjadi sasaran bullying, yang terbaru saat teman-temannya tawuran entah bagaimana ceritanya ia ada dalam pasukan tempur tidak tanggung-tanggung parang yang dibawa.

Ia bercerita, aslinya dia tidak ikut tapi ditarik dalam kerumunan dan sengaja diselipkan parang di tasnya.  Siapa yang bisa mengelak kalau sudah dalam todongan introgasi. Alhasil dia dan 7 temannya harus out dari sekolah.

Aku tau anak ini memiliki kepribadian schizotypal maksudnya adalah gangguan kepribadian eksentrik di mana seseorang memiliki pola pikir dan tindakan yang berbeda dengan orang lain sehingga terlihat aneh.

Seseorang dengan gangguan kepribadian schizotypal memiliki kepercayaan yang aneh, bahkan hingga memengaruhi caranya berpikir dan bertindak, mengekspresikan emosi, memahami realitas, dan berhubungan dengan orang lain.

Biasanya orang yang memiliki gangguan kepribadian schizotypal memiliki gejala suka menyendiri, salah menginterpretasikan peristiwa, memiliki pikiran dan perilaku yang aneh, respons emosional yang tidak pantas, dan kecemasan sosial yang berlebihan.

Intinya Dia sulit memahami apa maksud orang lain. Tidak jarang orang yang tidak tau tentang dia juga salah memahami sosoknya.

Anak ini bercerita banyak tentang dirinya. Selalu menjadi sasaran ejekan, Bullying fisik dan piskis.

Seberat itu dan kamu masih woles? kataku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline