Lihat ke Halaman Asli

Dinamika Perlakuan Negara : Studi Perbandingan Terhadap Imigran Iran di Israel

Diperbarui: 17 Desember 2024   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hubungan Antara Israel dan Iran telah mengalami perubahan yang signifikan sejak Revolusi Islam di Iran pada tahun 1979. Dari awal yang bersahabat, kedua negara kini terjebak terjebak dalam lingkaran konflik yang kompleks, yang tidak hanya mempengaruhi hubungan diplomatik mereka tetapi juga perlakuan terhadap imigran dari masing-masing negara. Dalam konteks perlakuan terhadap imigran, imigran Iran di Israel menghadapi tantangan yang unik, baik dari segi kebijakan negara Israel maupun sikap masyarakat Israel itu sendiri. Essay ini bertujuan untuk mengeksplorasi lebih dalam dinamika perlakuan negara Israel terhadap Imigran Iran dan bagaimana masyarakat Israel merespons keberadaan mereka di tanah airnya.

Bagaimana Kebijakan Israel?

Israel memberlakukan kebijakan super ketat terhadap imigran dari negara-negara yang dianggap sebagai musuhnya atau memiliki ketegangan secara politik dengannya. Kebijakan-kebijakan yang diberikan berupa pemeriksaan yang sangat ketat juga rumit terhadap pendatang-pendatang di wilayah-wilayah perbatasan, sehingga seringkali warga non-Israel mengalami kesulitan saat ingin masuk ke wilayah Israel. Warga Iran yang tinggal di Israel juga kesulitan untuk mendapatkan status suaka maupun imigrasi yang sah, sehingga akses terhadap fasilitas-fasilitas umum serta layanan publik sangat dibatasi dan dijaga ketat.Akibat dari pemberlakuan diskriminatif dan selektif ini, warga Iran merasa bahwa telah terjadi pembatasan pada hak-hak asasi mereka terutama dalam mendapatkan hak suaka yang sah serta akses terhadap fasilitas umum dan layanan publik yang terjamin.

Bagaimana Pandangan Penduduk Asli Israel?

Warga Israel seringkali memandang warga Iran di Israel menggunakan paradigma yang buruk dan diskriminatif, hal ini disebabkan oleh stigma yang dibangun oleh media-media Israel terhadap ketegangan politik yang terjadi antara Israel dan Iran. Akibat stigma yang dibangun ini, warga iran seringkali dihadapkan dengan tindakan-tindakan diskriminatif warga israel yang memandang curiga dan ketidakpercayaan terhadap warga Iran. Tindakan diskriminatif ini berupa pengucilan terhadap warga non-israel,penolakan terhadap warga non-israel di berbagai tempat,dan akses di fasilitas umum yang memberlakukan pengecekan latar belakang atau identitas, bentuk-bentuk diskriminatif yang seringkali dirasakan oleh warga non-israel ini mengakibatkan adanya stratifikasi sosial dalam masyarakat dan pandangan buruk terhadap warga iran di Israel.

Disisi lain, tak sedikit pula warga Israel yang justru menunjukan dukungan mereka terhadap warga Iran yang ada di Israel, mereka menyerukan pentingnya solidaritas untuk menyelesaikan ketegangan politik serta memberantas stigma-stigma negatif terhadap warga negara lain terutama Iran. Warga Israel yang suportif ini kemudian banyak melakukan aksi-aksi dan menyuarakan kesetaraan hak terhadap "mereka yang bukan dari Israel" serta melakukan gerakan-gerakan sosial untuk membantu warga Iran melakukan kegiatan sehari-hari dan memperoleh haknya sebagai "suaka sah". Gerakan dan Aksi yang dilakukan oleh warga Israel terhadap pendatang dilakukan untuk perlahan-lahan memperbaiki hubungan dari lanskap sosial dengan negara-negara yang berkonflik dengan Israel agar terjadi penurunan eskalasi konflik serta mewujudkan perdamaian.

Kenapa Israel Memberlakukan Kebijakan Sipil yang Ketat?

Israel sebagai suatu negara memandang bahwa kepentingan nasional termasuk kepentingan masyarakat adalah prioritas utama semasa eskalasi konflik terus membara. Hal ini sejalan dengan teori Realisme yang memandang bahwa negara merupakan aktor utama dalam hubungan internasional, sehingga semua tindakan negara akan dipandu oleh kepentingan-kepentingan nasional yang bersifat keamanan. Dalam konteks ini, Israel akan memperlakukan warga negara Iran/Imigran Iran sebagai potensi ancaman sama seperti Israel memandang negara Iran. Baik negara/masyarakat Israel akan memandang imigran Iran dengan kecurigaan yang mendalam, mengingat status kedua negara yang sedang bersitegang dan dalam kondisi geopolitik yang panas, akibatnya semua kebijakan dari negara Israel akan dibuat semakin ketat terhadap imigran Iran demi berjaga-jaga akan bahaya yang akan terjadi baik secara internal kedua negara maupun dalam lanskap sosial. 

Pemberlakuan kebijakan keamanan yang ketat ini juga turut mendapat atensi dari masyarakat sosial yang merasakan perasaan yang sama terhadap imigran asal Iran, ditambah stigma-stigma negatif yang diberikan oleh negara kepada masyarakat melalui media-media massa. Perpaduan yang lengkap ini mempengaruhi keadaan sosial masyarakat israel dan berimbas kepada perlakuan buruk terhadap imigran-imigran asal Iran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline