Lihat ke Halaman Asli

My Special Christmas Gift

Diperbarui: 17 Desember 2018   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari yang semula dan berjalan seperti biasanya.

Rutinitas yang menguras, kucoba untuk tidak menjadi biasa.

Dahaga membuatku dehidrasi akan segala aktifitas

Aku terhenti dalam sebuah koridor kecil, khawatir akan hari esok yang akan terus bergulir.

Suasana kota yang begitu ramai, pria-pria berdasi yang berjalan disebelahku, tak terkecuali dengan para marketing yang bergerilya mencari mangsa bagai singa yang sedang kelaparan, tak membuatku terusik bersama bayanganmu.

"Mengapa aku cemas?
Bukankah hidup adalah rangkaian cobaan dan percobaan yang harus terus kita geluti? bukankah dengan cobaan kita mencoba?
Mencoba menikmati kehidupan yang seharusnya tak bersenyawa dalam kegelisahan"

Ya...

Tak seharusnya aku bertuan pada lika-liku kecemasan ini.

Biarkan semuanya mengalir, mengalir bak air yang membasahi dahagaku.

Aku menapakkan kaki, melihat pasir yang beterbangan mengikuti irama langkahku.
Seperti yang sebelumnya aku akui,

Sekejap bersamamu menjadi tujuan peraduanku
Sekali mengenalimu menjadi tujuan hidupku

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline