Sabtu, 26 Februari 2022
Pekan Biasa VII
Yak. 5: 13-20
Mrk. 10: 13-16
Sahabat-sahabat ...
Bacaan pertama dari Surat Rasul Yakobus pada hari ini, menjadi salah satu dasar biblis adanya Sakramen Pengurapan Orang Sakit dan Sakramen Pengakuan dalam Gereja Katolik. "Kalau di antara kalian ada yang sakit, baiklah ia memanggil penatua, supaya mereka mendoakan dia serta mengurapinya dengan minyak demi nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan si sakit dan Tuhan akan membangunkan dia. Dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya akan diampuni. Karena itu hendaklah kalian saling mengaku dosa dan saling mendoakan", tulis Rasul Yakobus.
Dari sini kita paham bahwa Sakramen Pengurapan Orang Sakit dan Sakramen Pengakuan memiliki daya untuk menyembuhkan. Penyembuhan fisik, penyembuhan batin dan terutama penyembuhan spiritual. Karena itu kedua sakramen ini digolongkan dalam sakramen penyembuhan. Penyembuhan diri kita, penyembuhan hubungan kita dengan sesama, alam dan lingkungan serta Tuhan sendiri.
Fenomena dunia zaman sekarang membuat orang, tidak lagi menghayati kedua sakramen ini. Mungkin karena kekurang pahaman akan kedua sakramen ini atau pula memang penghayatan iman yang apatis dan masa bodoh. Ada yang memiliki pandangan bahwa setelah terima Sakramen Pengurapan Orang Sakit berarti itu berarti akan menuju kematian atau sakramen yang membuat orang untuk mati. Tentu pemahaman ini bisa menjadi benar karena kebanyakan pelayanannya sering terjadi pada saat-saat orang mengalami kekritisan. Namun sesungguhnya adalah tidak demikian. Melalui Sakramen Pengurapan Orang Sakit, kita mendoakan orang sakit, mengolesnya dengan minyak dengan harapan semoga ia kuat bersama Kristus yang juga mengalami derita dan salib dan semoga mengalami kesembuhan serta Rahmat belas kasih dari Allah sendiri. Dan semisal si sakit meninggal, ia pun meninggal bersama Kristus dan akan bangkit bersama Kristus serta ia menghadap kerahiman Allah dengan suci dan murni karena pengampunan yang diberikan kepadanya.
Ada juga yang mengatakan mengapa kita mengaku? Toh nanti kita buat dosa lagi. Atau katakan bahwa pastor juga manusia, tidak memiliki kuasa mengampuni dosa. Ya ... seharusnya sebagaimana berbuat dosa terus menerus maka pengakuan dosa pun terus menerus. Secara manusia, kita perlu meminta maaf terus menerus. Secara rohaniah kita perlu bertobat secara terus menerus. . Ingatlah Kata Yesus kepada Petrus "apa yang kau ikat di dunia akan terikat di surga, apa yang kau lepaskan di dunia akan dilepaskan di surga" atau dalam doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus sendiri "ampunilah kami seperti kami mengampuni yang bersalah kepada kami". Dengan mengampuni sesama dan juga kuasa pengampunan secara sakramental dari imam sebagai in persona christi, orang disucikan dan diampuni dan pada saat yang sama kita pun mengalami belas kasih Tuhan.
Sahabat-sahabat ...
Dalam Injil hari ini Yesus memarahi murid-murid karena mereka memarahi orang-orang yang membawa anak-anak kepada Yesus. "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan menghalangi-halangi mereka! Yesus kemudian memeluk dan memberkati anak-anak itu.
Tugas kita adalah menunjukkan jalan, menghantar orang untuk berjumpa dengan Yesus atau membawa Yesus kepada orang bukan menghalang-halangi atau menjadikan Yesus sebagai milik pribadi. Kita perlu membiarkan orang untuk mengalami kasih dan berkat dari Tuhan sendiri. Dengan membantu orang bertemu dan berjumpa dengan Yesus, kita pun turut diberkati.
Sahabat-sahabat...
Menjenguk, mendoakan orang yang sakit dan atau memberi pengampunan atau maaf kepada orang adalah merupakan wujud kita membawa orang untuk bertemu, merasakan kasih dan kebaikan Tuhan. Semua itu kita lakukan di dalam iman akan Tuhan. Kita membawa mereka disentuh oleh Tuhan supaya disembuhkan, dikuatkan dan diselamatkan tidak hanya fisik tetapi secara bagian dan spiritual. Orang akan selalu merasa dibaharui, dicintai bahkan mendapat semangat bila ia didoakan dan diampuni. Kehadiran kita selalu merupakan wujud cinta Tuhan kepada mereka. Mengapa mereka dengan sapa, sentuhan, berbagi dan terutama dengan doa.
Hendaklah kita menjadi orang yang menghargai dan menghayati Sakramen Pengurapan Orang Sakit dan Sakramen Pengakuan. Kita pun sepatutnya menjadi corong di dalam hidup ini untuk memberi edukasi, arahan supaya orang menghargai dan menghayati Sakramen Pengurapan Orang Sakit dan Sakramen Pengakuan. Percayalah bahwa Kasih Tuhan itu menguatkan, menyembuhkan dan menyelamatkan.
Selamat Bermenung. Semangat Melayani Dengan Sepenuh Hati.
Tuhan memberkati. Doa Bunda Maria, Para Kudus dan Mgr. Gabriel Manek, SVD menyertai selalu.