Kepala Desa Raiulun, Frederikus Ukat mengikuti kegiatan patroli adventus 2021. Tergabung dalam Lingkungan Uarau Fehan, beliau mengikuti kegiatan ini sejak pagi hingga tuntas bersama sang isteri dan masyarakat/umat.
Kegiatan Patroli Adventus ini bertempat di Kapela Lingkungan Uarau Fehan, pada Jumat, 17 Desember 2021, tepat pukul 09. 00 WITA-selesai.
Kegiatan Ibadat Tobat dipimpin oleh Fr. Firminus Botan, SSCC. Dalam renungannya, ia menegaskan akan pentingnya pertobatan sebagai jalan persiapan memurnikan diri guna merayakan Pesta Natal dalam suka cita. Setelah itu dilanjutkan dengan Pengakuan pribadi yang dilayani oleh Rm. Jeff Ndun, Pr.
Kegiatan Patroli berpuncak pada Perayaan Ekaristi Bersama. Dalam renungan yang dibawakan Fr. Firminus, ia menjelaskan tentang Tema Katekese 2021 yaitu "Berjalan Bersama" terkhusus Sub Tema II yaitu "berjalan bersama sesama dan alam". Bermodalkan beberapa pengalaman nyata, ia membantu umat untuk memahami sub tema II bahan katekese Adventus tersebut. "Alam tidak hanya dikuasai, digunakan tetapi Kitab Suci juga memerintahkan untuk dirawat", kata frater TOP Paroki Seon ini.
Sebelum menutup perayaan Ekaristi, ada perkenalan dari Fr. Firminus kepada umat. Sebab ia baru pertama kali berjumpa dengan umat Lingkungan Uarau Fehan semenjak menjalani masa Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Paroki Kristus Raja Seon.
Rm. Jeff Ndun, Pr juga menggunakan kesempatan ini untuk menginformasikan beberapa hal penting, antara lain; keterlibatan umat dalam kegiatan natal, memperhatikan kewajiban-kewajiban umat dalam berbagai kehidupan termasuk kehidupan menggereja, keterlibatan umat dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup baik di tempat-tempat hijau dan juga sumber-sumber mata air. Tak lupa imam Keuskupan Atambua ini juga mengucapkan limpah terima kasih kepada umat yang sudah meluangkan waktu mengikuti kegiatan patroli adventus ini.
Sebelum pulang, Rm. Jeff dan Fr. Firminus disuguhkan santap siang. Bersama Kepala Desa dan beberapa tokoh umat, mereka menikmati hidangan yang telah disiapkan sambil bercerita. Kepala Desa Raiulun menceritakan pengalaman masa lalunya akan pentingnya nilai kebersamaan.
"Dulu kalau mau bersahabat, kita harus keluar rumah. Kalau tidak keluar dan tidak bergaul disebut kurang gaul. Sekarang tidak keluar rumah juga, kita bisa berteman dengan ribuan orang dalam satu hari.
Sebab perkembangan teknologi memungkinkan itu", ceritanya penuh nostalgia. Pada tempat yang lain beberapa orang tua pun tak kalah bercerita. Mereka katakan kalau dulu mereka rajin pergi misa di Gereja Seon. Walaupun jaraknya jauh tetapi ketika berjalan bersama, semuanya terasa dekat dan suka cita. Sekarang justru masing-masing jalan sendiri dengan kendaraan tetapi begitu malas ke Gereja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H