Lihat ke Halaman Asli

Jeff NdunJr

Sampah Inzphyrasi

Syukur yang Sejati dan Tuhan yang Setia: Renungan Katolik, Sabtu 02 Oktober 2021

Diperbarui: 2 Oktober 2021   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto: penaKatolik.com

Pesta Wajib Para Malaikat Pelindung

Hari Biasa, Pekan Biasa XXVI

Warna Liturgi: Putih

Bac. I: Bar. 4: 5 - 12. 27 - 29

Mazmur Tanggapan: Mzmr. 69: 33 - 35. 36 - 37

Bait Pengantar Injil: Mat. 11: 25

Bacaan Injil: Luk. 10: 17 - 24


Setiap orang pasti pernah, sementara dan akan mengucap syukur. Itulah hakekat manusia yang benar-benar sadar dan tahu diri. Syukur itu ditampakkan di dalam ungkapan suka cita dan cara lain sejenisnya. 

Namun kebanyakan kita atau orang bersyukur/bersuka cita  karena hasil yang  dicapai, sukses yang diraih.  Prinsipnya suka cita atau syukur terjadi karena ada hasil. Kalau tidak berhasil atau lain sebagainya maka tidak ada yg hngkapan syukur. Ini berarti syukur kita tidak penuh dan sempurna karena mengandaikan prasyarat-prasarat kebaikan.

Tuhan mengajak kita bahwa inti dari syukur atau suka cita bukan karena hasil yang diraih tetapi tentang kesadaran bahwa Tuhan selalu menyertai dan tidak pernah meninggalkan manusia. Bahwa Tuhan tetap ada untuk manusia walaupun sering kali manusia berdosa terhadap Dia. Bila demikian maka, di tengah segala situasi orang pasti bersyukur atas apa yang dialami. Hal ini yang diungkapkan dalam keseluruhan bacaan pertama. Yahweh tetap ada untuk dan bersama Bangsa Israel walaupun mereka sering tidak setiap kepada Yahweh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline