Saya selalu menyempatkan diri untuk mampir di sini setiap kali datang ke Atambua. Tempat di mana saya bertemu dengan banyak cerita, pengalaman, pengetahuan tentang kehidupan ini yang membentuk hidup saya sendiri. Dari orang-orangnya, lingkungan sosialnya, budayanya, aneka bidang kehidupan lainnya bahkan lingkungan alamnya.
Kesempatan untuk datang, bukan untuk sekadar reuni atau mengenang masa-masa silam. Bukan juga untuk menjadikannya terminal singgah. Bukannya juga hanya sekadar main-main.
Saya datang, karena saya mencintai dan memaknai setia saat, setiap tempat, setiap situasi yang saya yakin pernah, sementara dan akan terus menyumbangkan hal-hal yang bernilai untuk hidup saya.
Saat melangkah masuk pada gerbangnya, menapaki jalanan yang ada, memantau lingkungan dan bangunan sekitar, atau duduk pada tempat duduk yang ada. Syukur-syukur berpapas senyum dan salam serta bercerita dengan orang-orang penghuninya atau yang juga datang ke tempat itu, adalah sesuatu yang luar biasa dan begitu woow. Sesuatu yang sesederhana itu tetapi begitu mengagumkan untuk direnungkan.
Ketika saya pulang, saya merasa penuh dalam berbagai hal. Pergi dengan sejuta kekuatan dan makna hidup. Terbang jauh ke sana tanpa kehilangan atau tercabut dari dasar-dasar peradaban kemanusiaan dan keilahian itu sendiri yang ditanamkan dan dititipkan oleh tempat ini
Itulah, KATEDRAL ST. MARIA IMMACULATA ATAMBUA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H