Secara umum pestisida adalah bahan yang bersifat racun dan berfungsi untuk membunuh organisme pengganggu. Banyak petani Indonesia memanfaatkan pestisida dengan dosis, namun ada beberapa petani yang menggunakan pestida dalam dosis yang berlebihan. Karena menurut mereka semaki banyak pestisida yang mereka semprotkan maka tanaman mereka akan semakin sehat atau terbebas dari hama. Tahukah anda bahwa penggunaan pestisida tidak selamanya baik? Mungkin banyak petani Indonesia masih tidak menghiraukan betapa berbahayanya penggunaan pestisida.
Senyawa kimia yang terkandung dalam pestisida bukan hanya dapat membunuh organisme pengganggu tanaman (OPT) atau yang biasa kita sebut sebagai hama, namun juga dapat membunuh musuh alami dari hama tersebut. Lalu apa yang terjadi apabila populasi musuh alami dari suatu hama berkurang? Jawabannya adalah tingkat populasi hama tersebut akan terus meningkat karena musuh alami yang menggendalikan populasi hama tersebut berkurang populasinya. Bukan hanya membunuh musuh alami dari suatu hama, pestisida juga dapat membunuh kekayaan biologi tanah. Berkurangnya kekayaan biologis tanah dapat mengurangi tingkat kesuburan tanah dan jika tingkat kesuburan tanah berkurang maka hal ini dapat berdampak langsung pada tanaman. Selain itu, pestisida juga dapat mencemari air, udara, dan juga dapat mengganggu kesehatan manusia.
Lalu bagaimana cara kita untuk mengatasi hama yang ada pada lahan yang kita miliki? Solusinya cukup mudah yaitu menggunakan sistem pengendalian hama terpadu (PHT). Sistem ini merupakan suatu teknologi pertanian yang lebih ramah lingkungan, karena dalam penerapannya sistem ini menggunakan pendekatan ekologi. Sehingga sistem pengendalian hama tepadu lebih fokus kearah mengendalikan dan mencegah dibandingkan dengan penggunaan pestisida yang membasmi atau memberantas. Sistem ini umumnya merupakan cara untuk mengontrol hama agar populasi antara hama dan musuh alaminya seimbang sehingga tidak melewati ambang batas toleransi suatu tanaman. Ada beberapa komponen yang penting dalam pemanfaatan sistem pengendalian hama terpadu yaitu:
1. Pengendalian fisik
Merupakan upaya untuk mengubah faktor lingkungan fisik untuk dapat menurunkan populasi hama seperti, pembakaran, pemanasan, pengeringan, perangkap hama, dan lain-lain.
2. Pengendalian mekanik
Pengendalian dilakukan manual oleh manusia seperti pemangkasan cabang/ ranting yang terserang hama.
3. Pengendalian kultur teknis
Merupakan cara pengendalian melalui sistem atau cara bercocok tanam seperti pergiliran tanaman/ rotasi tanaman.