Lihat ke Halaman Asli

Jeffry Kurniawan

Pecandu Ilmu

God's (not) Dead

Diperbarui: 26 Agustus 2021   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www1.cbn.com/

Berbicara tentang Tuhan tidak pernah ada habisnya karena selalu menarik diulik dari segala sisi. Hal yang selalu "gayeng" diperdebatkan adalah apakah Tuhan itu ada? Apakah Tuhan sudah mati? Atau apakah Tuhan merupakan proyeksi manusia? Apabila kita bertanya lebih dalam lagi, sebenarnya yang menciptakan manusia itu Tuhan atau justru manusialah yang menciptakan Tuhan?

Tema yang diberikan, membuat saya kembali teringat tahun 2014 ketika saya mengadakan bedah film Gods Not Dead. Film ini berkisah tentang perdebatan antara mahasiswa yang alim dengan dosen yang atheis mengenai apakah Tuhan itu ada atau tidak.

Di akhir film, ditutup dengan tjiamik ketika mahasiswa tersebut berhasil mematahkan argumen dari dosennya yakni "kalau Tuhan itu tidak ada kenapa kita harus bersusah payah membuktikan keberadaan Tuhan? Ketika kita berusaha membuktikan keberadaan Tuhan artinya Tuhan itu ada. Kalau tidak ada berarti kita tidak perlu membuktikan keberadaan Tuhan".

Kecewa Kepada Tuhan

Setiap pilihan hidup selalu ada alasan dan setiap pilihan hidup selalu ada konsekuensinya. Kita tidak boleh menghakimi apa yang menjadi pilihan hidup orang lain. Pun ketika melihat film tersebut, nalar dan emosi kita dipermainkan sehingga kita bisa merefleksikan sejauh mana pilihan hidup memengaruhi kehidupan kita? Apakah kita bangga atau justru menyesal atas pilihan-pilihan hidup yang kita pilih?

Dosen di dalam film Gods Not Dead pada awalnya dia seorang yang taat namun dalam perjalanan hidupnya dia kecewa kepada Tuhan karena apa yang dimilikinya diambil semua oleh Tuhan. Oleh sebab itu dia menjadi seorang atheis dan menyebarkan pahamnya kepada para mahasiswa untuk mengingkari iman yang dipilih mahasiswanya.

Melihat film tersebut, saya diingatkan kembali bahwa seringkali kita kecewa kepada Tuhan karena Tuhan seperti tidak ada atau tidak hadir dalam permasalahan hidup kita. Terlebih pada masa pandemi covid 19 ini, seakan Tuhan itu tidak peduli kepada kehidupan kita semua. Kita mungkin kehilangan hal-hal yang paling berharga dan cintai seperti orang tua, saudara kandung, pasangan hidup, atau pacar bahkan sahabat kita yang harus meninggal karena terjangkit covid 19. Ditambah lagi perekonomian keluarga kita hancur karena orang tua kita harus kehilangan pekerjaan atau usaha orang tua kita bangkrut karena perekonomian dunia hancur.

Pada titik ini, seringkali respon pertama yang kita lakukan adalah menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan atau bahkan menyalahkan Tuhan atas penderitaan yang kita alami. Tentu hal ini manusiawi karena kita memiliki sisi emosi. Namun kita tidak boleh berlarut lebih dalam atas emosi dan keadaan yang kita alami. Kita harus mengambil jarak atau jeda atas realita hidup yang kita alami. Agar kita bisa berfikir jernih dan obyektif atas apa yang kita alami.

Percaya Atas Pemeliharaan Tuhan

Kita boleh kecewa dan kita boleh marah pada Tuhan namun jangan lama-lama. Luapkan semua kekecewaan, kemarahan dan permasalahan hidup kita melalui doa. Tuhan tahu setiap permasalahan yang kita alami, Tuhan pasti mendengar seluruh doa kita karena Tuhan itu ada. Apapun yang terjadi atas hidup kita saat ini, Tuhan mengizinkannya. Jangan takut dan jangan khawatir, nikmati dan syukuri setiap proses yang kita alami. Hal ini sebagai penanda bahwa akan ada kenaikan level keimanan kita. Tetap percaya pemeliharaan Tuhan atas kehidupan kita itu nyata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline