Lihat ke Halaman Asli

jefferson ong

Mahasiswa

Persepsi dan Adaptasi Masyarakat terhadap Perubahan Iklim di Kecamatan Sunggal

Diperbarui: 18 Juli 2024   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Perubahan iklim adalah ancaman global yang signifikan, mempengaruhi setiap aspek kehidupan di Bumi. Mulai dari meningkatnya suhu rata-rata, perubahan pola cuaca, naiknya permukaan air laut, hingga kejadian cuaca ekstrem. Di Kecamatan Sunggal, Medan, isu ini menjadi fokus penelitian yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa dari Prodi Informatika, Fakultas Teknologi dan Ilmu Komputer Universitas Satya Terra Bhineka. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana masyarakat setempat merespons dan beradaptasi terhadap perubahan iklim yang terjadi di daerah mereka.

Kecamatan Sunggal dipilih sebagai lokasi penelitian karena memiliki data yang cukup lengkap mengenai inisiatif lingkungan dan aksi iklim yang telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat setempat. Kecamatan ini juga memiliki beragam demografi dan latar belakang sosial-ekonomi, yang memungkinkan peneliti untuk mendapatkan data yang lebih representatif terkait hubungan antara kesadaran dan aksi iklim serta perubahan pola hidup.

terungkap melalui wawancara bahwa masyarakat Kecamatan Sunggal telah merasakan dampak perubahan iklim. Ibu Cindy, salah satu warga, menyatakan bahwa perubahan cuaca terjadi secara tiba-tiba, seperti panas di pagi hari yang berubah mendung di siang hari. Bapak Andrean, warga lainnya, juga mengeluhkan perubahan cuaca mendadak yang menyebabkan banjir dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Selain itu, kedua narasumber sepakat bahwa belum ada solusi atau upaya signifikan dari pemerintah daerah untuk mengatasi perubahan iklim di Kecamatan Sunggal. Mereka menyoroti penebangan pohon yang cukup banyak sebagai salah satu penyebab utama perubahan iklim di daerah tersebut.

Adaptasi Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim

Meskipun belum ada upaya signifikan dari pemerintah, masyarakat Kecamatan Sunggal telah mengembangkan strategi adaptasi sendiri. Salah satu bentuk adaptasi yang paling umum adalah dengan selalu siap siaga membawa payung setiap kali keluar rumah. Payung menjadi alat penting untuk menghadapi cuaca yang tidak menentu, mencerminkan kesadaran dan respons proaktif masyarakat terhadap perubahan iklim.

Kesimpulan dan Saran

Perubahan iklim di Kecamatan Sunggal menunjukkan dampak nyata dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Meskipun demikian, adaptasi sederhana seperti membawa payung menunjukkan bahwa masyarakat lokal dapat berperan dalam mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim. Penelitian ini menyarankan beberapa langkah untuk meningkatkan kualitas lingkungan di Kecamatan Sunggal, antara lain:

  1. Pemerintah perlu menginisiasikan gerakan pencegahan perubahan iklim guna mengurangi dampak perubahan iklim.
  2. Meningkatkan upaya penanaman ulang untuk setiap wilayah hutan yang telah ditebang.
  3. Memperluas partisipasi masyarakat, terutama tokoh-tokoh masyarakat dan pihak berpengaruh, dalam memantau dan mendorong setiap langkah konkret yang mendukung perbaikan lingkungan.

Melalui langkah-langkah ini, diharapkan dampak negatif perubahan iklim di Kecamatan Sunggal dapat diminimalkan, dan masyarakat dapat merasakan perbaikan nyata dalam kondisi lingkungan mereka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline