Lihat ke Halaman Asli

Jakarta: Kesabaran, Doa, dan Waspada

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta… tentu saja semua warga negara Indonesia mengetahui bahwa daerah tersebut adalah ibu kota negara ini. Tidak sedikit yang “mengembangkan sayap” nya ke kota ini. Banyak warga nya menggantungkan harapan tuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, mulai dari mencari kerja, membuka usaha sampai mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

Hidup di kota besar seperti di Jakarta bukan lah hal mudah, perlu banyak kesabaran, berdoa dan tingkat kewaspadaan yang cukup tinggi. Kenapa harus waspada tingkat tinggi? Ya supaya anda tidak kehilangan barang berharga dari tas atau dompet. Seperti teman saya yang abis kecopetan di bus beberapa hari yang lalu ( waktu ke semanggi), baru nyadar kalo dia kehilangan dompet saat mau beli air mineral sama pedagang asongan.

Jakarta sebuah ibu kota bukanlah lingkungan yang nyaman bagi penduduknya disaat ini, mulai kriminalitas seperti contoh kejadian diatas, kemacetan, transportasi massal yang masih belum ramah bagi masyarakat nya, hingga beberapa daerah yang terancam banjir jika musim hujan. Tidak lupa satu hal yang menambah makin berat nya hidup di Jakarta, yaitu rencana kenaikan BBM (bahan bakar minyak). Belum realisasinya kenaikan ini, harga-harga barang sembako sudah mulai naik. Kenaikan ini secara ilmu ekonomi mempunyai multiplayer efek, sembako naik, harga nasi di warteg naik, ongkos angkot naik hingga harga kost-kost-an pasti naik juga. Yang paling merasakan dampak ini adalah warga jakarta kelas menengah – bawah, dimana hidup sehari-hari bergantung pada gaji tiap bulan yang tidak seberapa. Pasti makin mumet mengatur anggaran pengeluaran, apalagi jika yang sudah berumah tangga.

Aargghhhhh……….. teman saya baru saja curhat tentang kemacetan di Jakarta ini. Emosional menguasai dirinya jika kejebak macet, alhasil sampe ke kantor pun jadi bad mood. Dari curhat teman ini, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa tinggal di Jakarta perlu ekstra sabar yang tinggi. Dari mana kesabaran itu didapat ? tentu saja dengan berdoa dan beribadah menurut kepercayaan kita masing-masing, sehingga hati dan pikiran dapat berjalan dengan selaras dan sehat.

OK..sekian dulu tulisan dari saya untuk hari minggu ini. Selamat Hari Minggu. GBU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline