Lihat ke Halaman Asli

Jeff Malayu

Seorang Penulis

Modernisasi: Apakah Buku Masih Layak Dibaca?

Diperbarui: 30 Januari 2024   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Buku (Sumber: Freestockphotos.biz)

Banyaknya tulisan yang dibaca, membuat kita berpikir bahwa ilmu itu luas dan belum seutuhnya mampu dipahami oleh manusia. Referensi yang terkait atau ilmu yang didapati sekarang masih belum digali dalam oleh para peneliti. 

Semua yang kajian ilmiah yang tertulis, bisa dibilang mentah. Karena kembali dari sudut pandang akademik, yang menilai bahwa ilmu itu luas dan banyak Profesor yang berargumen mengenai sebanyak ilmu yang dipelajari, sedikit pula hal yang kita tau. Bermacam tulisan saat ini bisa kita dapati dengan mudah. Entah itu ilmiah ataupun fiksi. Semuanya tersedia bebas melalui internet. 

Namun, apakah tulisan itu mampu dicerna oleh peradaban saat ini? Tujuan utama ilmu yaitu untuk dipahami, dan gaya kepenulisan adalah aspek penting dalam menghubungkan pemahaman antar individu melalui kajian ilmu pengetahuan tersebut. Gaya penulisan yang bertele-tele, ditulis teramat panjang seakan membuat tulisan itu lebih bermakna, pada nyatanya tulisan itu hanya akan dilihat saja, tidak untuk dibaca seluruhnya. Ditambah era modern saat ini, memudahkan Penulis menggunakan progam komputer (AI), ataupun menjiplak sebuah artikel online untuk menampilkan karya yang panjang lebar.

Tulisan tak perlu menggunakan kata yang sama, tinggal kita rangkum agar maknanya bisa disingkat.

* Penulis Zaman Sekarang

Lihatlah, dunia Penulisan Indonesia saat ini. Tiada satu pun insan yang mampu mendongkrak kepopuleran para penulis era terdahulu. Mengapa demikian? Karena mereka tidak memiliki ciri khas. Seperti contoh Chairil Anwar, Tan Malaka, Hamka, Multatuli, Pramoedya Toer, dll. Nama mereka tiada padam berkat mahakarya yang mereka ciptakan. Kharisma tulis yang mereka miliki bisa dengan mudah kita bandingkan dengan Penulis zaman sekarang. Mengapa demikian? 

Ini terjadi, karena efek samping teknologi. Para pendahulu tidak bergantungan dengan teknologi, mereka fokus dan konsisten menjalani hidup dengan apa yang mereka tuju. Maka dari itu, keberhasilan yang mereka capai sangat sepadan dengan pengorbanannya. Inilah kekurangan yang hampir keseluruhannya dimiliki oleh Penulis zaman sekarang. Tiada jelas arah hidup hendak dituju. Teknologi menyebabkan individu mengurungkan niat disebabkan cepatnya putaran arus pembicaraan atau trend, masyarakat cepat bosan dikarenakan akses yang mudah. 

* Hilangnya Minat Pembaca

Karena bingung bagaimana cara untuk mendongkrak kepopuleran. Menyebabkan seseorang menghalalkan berbagai konten. Minat pembaca yang beragam namun ada hal yang lebih menarik ketimbang tulisan, yaitu gambar bergerak (Video). Dengan video, orang lebih menikmati suatu konten karena memiliki rupa. Berbeda dengan buku ataupun jurnal yang hanya menampilkan tulisan ataupun gambar. Sebagian video ada yang dibuat secara tertulis ataupun langsung tanpa rancangan (Random). Inilah penyebab minat membaca semakin berkurang. 

Video komedi, vulgar ataupun adegan tak senonoh lainnya menimbulkan efek candu untuk ditonton. Konten inilah yang mengisi waktu setiap insan setiap detik dan menit. Ibarat narkoba yang semakin digunakan semakin nikmat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline